Rabu, 14 Juni 2017

Kisah Inspiratif - Tempayan Retak



Seorang memiliki dua tempayan besar, ia memakai keduanya dengan mengenakan pikulan untuk mengambil air dari sumber mata air menuju rumahnya setiap hari. Namun salah satu diantara tempayan itu retak sehingga meski diisi penuh, yang tersisa hanya setengahnya begitu sampai di rumah.
Seseorang bertanya padanya, kenapa ia tetap menggunakan tempayan retak itu dan tidak segera menggantinya dengan yang masih bagus. Namun si pemilik tempayan hanya tersenyum. Lalu ia berkata, “besok ikutlah aku mengambil air dan lihatlah yang sudah dilakukan tempayan retak itu.”

Mordekhai, Berpuasa dan Berdoa Demi Keselamatan Bangsanya


Kisah Para Penulis Alkitab

Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, adalah seorang Yahudi dari suku Benyamin.  Ia disebut-sebut sebagai pahlawan Yahudi di dalam kisah hidup Ester anak Abihail, ratu pilihan raja Ahasyweros dari kerajaan Persia (memerintah tahun 485-465 SM).
Sebagian sejarahwan Alkitab menyebutnya sebagai penulis Kitab Ester. Kitab ini merupakan bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen yang termasuk golongan kitab-kitab Ketuvim.
Diperkirakan kitab yang berisi tentang riwayat orang Yahudi di abad ke-5 SM itu ditulis sekitar tahun 460 SM, tidak lama sesudah peristiwa-peristiwa ini terjadi.
Penjajahan terhadap bangsa Yahudi telah menimbulkan sebuah ‘perselisihan’ antara Mordekhai dan Haman bin Hamedata, orang Agag. Namun perselisihan ini terselesaikan dengan baik oleh Mordekhai dan anak asuhnya, Hadasa yang kemudian menjadi Ratu Esther.
Sinergi antara keduanya telah menghasilkan kemenangan dan memberi kehidupan bagi bangsa Yahudi pada waktu itu. Di akhir kitab Ester, dituliskan tentang Mordekhai yang menjadi orang kedua di bawah Raja Ahasyweros dan ia dihormati dan disukai banyak sanak saudaranya (ay. 3)

KITAB IMAMAT (2)



Sebagaimana dua kitab sebelumnya, Kitab Imamat juga diyakini ditulis sendiri oleh Nabi Musa pada 1445 -- 1405 SM. Kitab ini berisi pengarahan yang diberikan Allah kepada Musa selama dua bulan di antara selesainya pembangunan Kemah Suci (Kel 40:17) dan keberangkatan Israel dari Gunung Sinai (Bil 10:11).
Kitab Imamat meliputi dua tema penting, yakni :

Sabtu, 03 Juni 2017

Kisah Inspiratif - Mendengar SuaraNya


Bacaan : Lukas 10 : 38 - 42

Seorang pemuda yang baru saja kehilangan pekerjaan datang ke rumah seorang pendeta tua. Di depan pintu pemuda itu berteriak-teriak,"Pendeta...Pendeta aku banyak mengalami masalah dalam hiduhku dan sekarang aku hehilangan pekerjaan. Mengapa bisa begini?"
Karena sang pendeta sedang belajar di dalam kamarnya, ia tidak mendengar suara si pemuda sehingga ia pun menjadi kalap. Ia mengepalkan tinjunya sambil berteriak, "Pendeta bilang Tuhan akan selalu menolong, tetapi mengapa aku seperti ini ?"
Mendengar ada suara ribut-ribut di luar, pendeta tua pun berjalan keluar. Ia mengucapkan sesuatu dan menanti tanggapan si pemuda. Tetapi si pemuda itu tidak mendengar apa yang dikatakan oleh pendeta tua. Masih diam di tempatnya, si pemuda bertanya, "Pendeta bilang apa?"

Imam Ezra


Pencatat Masa Pemulihan Kaum Sisa

Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Diperkirakan kitab-kitab tersebut ditulis pada 450 - 420 SM.
Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa penulisnya adalah Ezra, seorang imam dan juga ahli Taurat.
Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab Perjanjian Lama (PL) menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan.

Jumat, 02 Juni 2017

KITAB IMAMAT (1)




Sebagaimana dua kitab sebelumnya, Kitab Imamat juga diyakini ditulis sendiri oleh Nabi Musa pada 1445 -- 1405 SM. Kitab ini berisi pengarahan yang diberikan Allah kepada Musa selama dua bulan di antara selesainya pembangunan Kemah Suci (Kel 40:17) dan keberangkatan Israel dari Gunung Sinai (Bil 10:11).
Kata ‘Imamat’ diambil bukan dari Alkitab bahasa Ibrani, tetapi dari terjemahan Yunani dan Latin. Judul ini mungkin membuat orang berpikir bahwa kitab Imamat hanya membahas imam-imam Lewi, namun tidak demikian halnya karena sebagian besar kitab ini berkenaan dengan seluruh bangsa Israel.
Lebih dari lima puluh kali disebutkan bahwa isi kitab ini adalah firman dan penyataan Allah yang langsung kepada Musa bagi Israel, yang kemudian disimpan oleh Musa dalam bentuk tertulis.

Senin, 24 April 2017

Kisah Inspiratif - Paduan Suara Katak




Demi membantu perkembangan kehidupan rohaninya, seorang pria secara teratur mengadakan retret pribadi. Ia akan meninggalkan lingkungan hidup hariannya yang senantiasa gaduh, dan datang ke tempat sunyi untuk berdoa. Disana ia merenungkan derap langkah masa silamnya serta melihat arah yang harus dijalaninya di masa datang.
Suatu saat di malam hari ketika ia sedang berdoa. Di luar gubuk retretnya terdengar suara yang begitu ramai. Ternyata sekolompok katak sedang bernyanyi ria.
Ia mencoba menutup telinganya sedemikian agar suara tersebut tak kedengaran. Namun semakin dia berusaha semakin suara katak tersebut kedengaran semakin kuat. Ia menjadi semakin terganggu.

Nabi Yeremia - Saksi Kehancuran Israel




Yeremia adalah salah satu nabi perjanjian lama yang berkarya sebelum bangsa Israel (Kerajaan Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel. Ia penulis atau narasumber Kitab Yeremia.
Yeremia lahir di Anatot dan hidup sekitar tahun 645 SM, tidak lama setelah pemerintahan raja Manasye berakhir. Ia adalah anak imam Hilkia. Meskipun tidak ada bukti yang secara langsung mendukungnya, Yeremia diduga adalah keturunan Abyatar, imam raja Daud, yang dipecat oleh raja Salomo dari jabatan imamnya di Yerusalem dan diasingkan ke tanah miliknya di kota Anatot. (bnd. 1 Raja-raja 2:26-27).
Menurut keterangan Alkitab (Yeremia 1:6), Yeremia dipanggil sebagai nabi ketika

KITAB KELUARAN (2)




Kitab Keluaran terbagi atas tiga bagian.
(1) Pasal 1-14 (Kel 1:1-14:31) mengisahkan  tentang bangsa Israel  yang menderita penindasan di bawah raja Mesir yang tidak mengenal Yusuf dan Allah. Dalam Kitab itu tertulis berbagai peristiwa bersejarah, diantaranya :
    (a) kelahiran Musa, perlindungan dan persiapannya         (pasal 2; Kel 2:1-25);
    (b) panggilan Musa di semak yang menyala (pasal 3-4; Kel 3:1-4:31);
    (c) kesepuluh tulah (pasal 7-12; Kel 7:1-12:51);
    (d) Paskah (pasal 12; Kel 12:1-51); dan
    (e) penyeberangan Laut Merah (pasal 13-14; Kel 13:1-14:31). Keluaran Israel dari Mesir 
          yang dipandang sebagai pengalaman penebusan terbesar di dalam Perjanjian Lama.

Minggu, 23 April 2017

KITAB KELUARAN (bagian 1)




Latar Belakang
Keluaran melanjutkan kisah yang dimulaikan dalam Kejadian. Judul kitab ini diambil dari kata Yunani ‘exodos’ yang artinya keluaran atau keberangkatan. Kata ini menunjuk pada pembebasan bangsa Israel secara luar biasa oleh Allah dari perhambaan di Mesir dan keberangkatan mereka menuju tanah perjanjian.
Kitab 1Raja-raja 6:1 menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi 480 tahun sebelum "tahun keempat, sesudah Salomo menjadi raja atas Israel". Itu berarti peristiwa ini terjadi sekitar 1445 SM.
Tradisi Yahudi menyebutkan

Yosua Bin Nun : Ia yang Terpilih




Yosua diperkirakan hidup di sekitar tahun 1350 SM. Nama Yosua diambil dari bahasa Ibrani: Yehoshua yang artinya adalah "Tuhan adalah keselamatan/ juruselamat".
Nama Yosua pertama kali disebut di Alkitab dalam Kitab Keluaran pasal 17. Ia adalah orang yang dipilih Musa untuk melakukan banyak hal besar dalam sejarah Israel selama masa pengembaraan di padang gurun.
Diantaranya, ia ditunjuk untuk mempin pasukan Israel memerangi kaum Amalek di Rafidim. Selain itu Yosua juga menjadi salah satu dari 12 orang yang diutus Musa mengintai negeri Kanaan.
Dan akhirnya, Yosua bin Nun terpilih menggantikan Musa untuk memimpin bangsa Israel masuk tanah Kanaan. Bersama Imam Eleazar, ia mengatur pembagian tanah untuk setiap suku Israel.
Tradisi Yahudi mengatakan bahwa ia adalah

Kisah Inspiratif - Ada Roh Allah di Hati Bapa




Di beranda sebuah rumah, seorang bapa tengah duduk santai ditemani putrinya yang masih belia. Sang anak memandang bapanya itu dengan seksama. Dilihatnya ada beberapa helai rambut yang mulai memutih dan sudah terlihat kerutan di wajah.
Ia hampiri sang bapa, lalu duduk di pangkuannya. “Rambut bapak kok putih. Wajah bapak juga berkerut-kerut. Kenapa?” tanyanya.
Sang bapa memeluk anaknya erat-erat. Ia cium pipi yang masih merona merah itu lalu berkata, “Sebab aku laki-laki,” katanya sembari memberikan seulas senyum termanis untuk putrinya itu.
Kini, sang anak yang mengerutkan keningnya, “aku tidak mengerti.”
Bapanya membelai rambut panjang anaknya, “nggak apa-apa. Nanti kamu pasti akan mengerti.”
Si anak melompat dari atas pangkuan bapanya. Rasa penasaran yang memenuhi hati dan pikiran mendorong ia untuk mendatangi ibunya. “Ma kenapa rambut bapak putih dan wajahnya jadi keriput.....,” tanya ia pada ibunya.
Dengan tatapan heran, ia pandang putrinya yang menunjukkan wajah memelas seakan memohon sebuah jawaban yang diharapkan bisa memuaskan dahaga keingintahuannya.
Diusapnya rambut di kepala anaknya itu. Sembari memegang kedua bahu muda di hadapannya, si ibu berkata,

Kisah Inspiratif - Semua untuk Bapa



Setiap pagi, pria itu harus menaiki kapal untuk menuju tempatnya bekerja. Biasanya ia mampir dulu di sebuah kedai dekat pelabuhan itu untuk minum kopi sebelum memulai aktivitasnya setiap hari.
Di sekitar kedai itu ada beberapa anak kecil yang menawarkan jasa semir sepatu pada para pria yang sedang duduk menikmati hangatnya kopi pagi. Pria itupun memanggil seorang anak, "Sini Nak. Tolong semirkan sepatu Bapak ya?"
Anak kecil itupun datang menghampiri pria itu dan dengan penuh semangat mulai menyemir sepatunya. Dari mata anak itu terpancar betapa senangnya ia melakukan pekerjaan itu untuk pria itu. Setelah selesai, sejumlah uangpun diberikan kepadanya, dan anak itu mengucapkan terima kasih.
Keesokan harinya, ketika pria itu baru saja turun dari kapal kecil yang ditumpanginya,

Sabtu, 22 April 2017

Nabi Natan - Saksi Kehidupan Daud dan Salomo




Salah satu Nabi di Masa Perjanjian lama yang diutus Tuhan untuk mencatat FirmanNya adalah Natan. Bersama Samuel dan Gad, ia menuliskan riwayat hidup Daud dalam Kitab Samuel maupun Tawarikh.
Natan mempunyai pengaruh besar atas raja Daud (bdk: 2 Samuel 7:11-16). Bahkan dialah yang ditugaskan memberitahukan janji Allah mengenai keluarga dan kerajaan Daud (dalam 2 Samuel 7:1-29; 1 Tawarikh 17:1-27).
Diantaranya Ia menegur Daud, sebab raja kedua Israel itu telah berbuat serong terhadap Barsyeba sekaligus merancang pembunuhan terhadap Uria, suami Betsyeba (2 Samuel 12 :1-7).
Selain itu saat Adonia merencanakan merebut tahta ayahnya, Natan mendorong Betsyeba mengingatkan Daud pada janjinya akan menetapkan Salomo. Natan ditugaskan menyatakan Salomo (1 Raja-raja 1: 11-45) sebagai raja.
Begitu juga saat Daud menyatakan keinginannya mendirikan Bait Suci, Natan kembali datang untuk menyampaikan pesan Tuhan, bahwa Allah menghendaki Salomo-lah yang akan melaksanakan pembangunan rumah Tuhan di Yerusalem.
Demikian juga Daud menggubah lagu atas dorongan Natan, lagu untuk ibadah Bait (2 Tawarikh 29:25). Dan masih banyak lagi peran Natan dalam hidup Daud hingga Salomo.
Dalam Perjanjian Lama namanya disebutkan beberapa kali, mulai dari Kitab 2 Samuel 7 : 2, Kitab 2 Raja-raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh hingga Kitab Mazmur 51 : 1.*dari berbagai sumber
Dikutip dari Glory News, Warta Jemaat Gereja Bethany Indonesia-House of Glory

Kisah Inspiratif - Mencari Kebahagiaan






Pada suatu hari, seorang ayah mengajak anaknya duduk-duduk di tepi sebuah sungai. Berkatalah sang Ayah, “Lihatlah sungai itu. Tahukah kau nak, kalo air itu begitu penting bagi kehidupan ini. Tanpa air kita semua akan mati”.
Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan tersebut. Ia mendadak menjadi sangat gelisah dan ingin tahu apakah air itu, kenapa orang tadi mengatakan air sangat penting dalam kehidupan ini. Seberapa pentingnyakah air itu?
Lalu ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai, tahukah kamu apa itu air dan dimanakah aku dapat menemukannya? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”
Ternyata semua ikan yang ia temui tidak mengetahui di mana air itu. Si ikan kecil itu pun menjadi semakin gelisah.  Lalu ia berenang menuju sebuah mata air untuk bertemu dengan seekor ikan sepuh yang sudah berpengalaman.

Kamis, 20 April 2017

Samuel - Wahyu Sang Nabi




Para sejarahwan Alkitab menyebut Nabi Samuel sebagai penulis Kitab Samuel. Namun diperkirakan Kitab tersebut tidak diulisnya sendiri. Kontributor lainnya yang adalah nabi/sejarahwan Nathan dan Gad (1 Tawarikh 29:29).
Berdasarkan manuskrip aslinya, kitab 1 dan 2 Samuel berasal dari satu kitab. Para penerjemah Septuaginta telah memisahkan kedua kitab tersebut dan sejak pemisahan tersebut, tidak pernah digabungkan lagi.
Peristiwa yang terjadi dalam kitab 1 Samuel terjadi dalam kurun waktu 100 tahun, yakni sekitar 1100- 1000 SM, sejak kelahiran Samuel sampai pada kematian Saul, raja Israel yang pertama.
Samuel sendiri telah dikenal oleh seluruh Israel dari daerah Dan sampai Bersyeba. Ia telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan, dan ia menjadi hakim Israel yang terkemuka (I Samuel 3:20).
Samuel mendirikan sekolah nabi yang pertama, dan dengan setia ia mengajarkan firman Allah dan berhasil menuntun umat pada tingkat kesalehan hidup yang tertinggi sejak masa Yosua kira-kira 300 tahun sebelumnya.

Si Pencuri Kue




Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk.
Sambil duduk wanita tersebut membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya tersebut ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka berdua.
Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya.

Studi Alkitab - KITAB KEJADIAN (bag. 2)





Kitab Kejadian terbagi atas dua bagian utama.
(1) Pasal 1-11 (Kej 1:1-11:32) memberi suatu pandangan luas mengenai permulaan manusia dari Adam hingga Abraham dan berpusat pada lima peristiwa yang sangat penting.

(a)  Penciptaan: Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk Adam dan Hawa yang ditempatkan-Nya di taman Eden (pasal 1-2; Kej 1:1-2:25).
(b)  Kejatuhan: Melalui pelanggaran mereka, Adam dan Hawa memasukkan kutukan dosa dan kematian ke dalam sejarah manusia (pasal 3; Kej 3:1-24).
(c)  Kain dan Habel: Tragedi ini menggerakkan dua arus utama dalam sejarah:  peradaban humanistik dan kaum sisa yang tertebus (pasal 4-5; Kej 4:1-5:32).
(d)  Air bah: Dunia purbakala telah demikian jahat pada waktu angkatan Nuh sehingga Allah memusnahkannya dengan suatu banjir universal, hanya menyelamatkan Nuh yang benar dan keluarganya sebagai sisa (pasal 6-10; Kej 6:1-10:32).
(e)  Menara Babel: Ketika dunia pasca-air bah bersatu dalam penyembahan berhala dan pemberontakan, Allah membubarkan persatuan mereka dengan mengacaukan bahasa dan kebudayaan serta dengan menyebarkan   umat manusia ke seluruh penjuru dunia (pasal 11; Kej 11:1-32).

Rabu, 19 April 2017

Studi Alkitab - KITAB KEJADIAN (bag. 1)




Latar Belakang
~~~~~~~~~~~~~~
Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian Lama yang pertama dan sebagai pendahuluan yang hakiki dari seluruh Alkitab. Judul kitab ini di dalam bahasa Ibrani diambil dari kata pertamanya, _bereshith_ ("pada mulanya").
Nama Kejadian merupakan terjemahan judul Ibrani itu ke bahasa Yunani dan berarti asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu. Kejadian merupakan kitab permulaan.
Kejadian mencatat penciptaan, permulaan sejarah manusia, dan asal mula umat Ibrani dan perjanjian Allah dengan mereka melalui Abraham dan leluhur lainnya dengan tepat. Ketepatan sejarahnya selaku Alkitab yang terilham dipastikan dalam Perjanjian Baru (PB) oleh Tuhan Yesus.
(Referensi : Mat 19:4-6; Mat 24:37-39; Luk 11:51; Luk 17:26-32; Yoh 7:21-23; Yoh 8:56-58) dan para rasul (Rom 4:1-25; 1Kor 15:21-22,45-47; 2Kor 11:3; Gal 3:8; Gal 4:22-24,28; 1Tim 2:13-14; Ibr 11:4-22; 2Pet 3:4-6; Yud 1:7,11).

Musa Penulis Kitab Taurat





Kitab Taurat atau disebut juga Pentateukh yang terdiri dari Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan diperkirakan ditulis pada kurun waktu antara 1450 SM – 1410 SM.
Para ahli sejarah Alkitab sepakat menyebut bahwa Kitab-Kitab itu ditulis oleh nabi Musa yang memang mendapat perintah langsung dari Tuhan untuk menuliskan sabda-Nya.  
Ada beberapa ayat dalam kelima Kitab tersebut yang mendukung anggapan tersebut. Diantaranya adalah Keluaran 34:27, “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Tuliskanlah segala…”
Juga di Ulangan 24:4 menyatakan, “… Musa selesai menuliskan perkataan hukum Taurat itu dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan.” Dan Kitab Keluaran 24:4 menyatakan, “Musa menuliskan segala firman TUHAN itu.”

Kisah Inspiratif - Allah Turut Bekerja



Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.
Dengan capeknya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.
Tetapi suatu hari, setelah mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya.
Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.
"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.

Kamis, 30 Maret 2017

Kisah Inspiratif - Batang Pohon yang Kuat




Seorang wisatawan di Italia memperhatikan pekerjaan para penebang kayu. Mereka sering menancapkan besi tajam ke dalam batang kayu, lalu menarik dan memisahkan batang kayu itu dengan batang kayu yang lain. Selanjutnya kayu-kayu itu dihanyutkan di sungai yang mengalir dari sebuah pegunungan.
Dengan perasaan ingin tahu ia bertanya kepada para penebang kayu itu, "Mengapa kalian berbuat demikian?" Si penebang kayu tersenyum dan menjelaskan apa yang ia lakukan pada sang wisatawan.
"Semua batang kayu ini mungkin kelihatannya sama saja dalam pandangan Anda, tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Batang-batang kayu yang saya biarkan hanyut adalah batang-batang yang berasal dari pohon-pohon kayu yang tumbuh di lembah-lembah,” terangnya.
Ia mengatakan pohon-pohon yang tumbuh di lembah biasanya terlindung dari hembusan angin topan, sehingga kayunya tidak padat. Tapi batang kayu yang kuat adalah batang yang berasal dari pohon kayu yang tumbuh di atas gunung-gunung. “Sejak masih kecil mereka telah ditiup angin kencang. Hal ini membuat mereka makin lama makin padat berisi. Kami memilih batang-batang pohon seperti itu untuk dipakai secara khusus. Kayu seperti itu terlalu bagus untuk dijadikan papan biasa," jelasnya lagi.
Saudara, Tuhan sering mengijinkan pencobaan dan angin kesusahan menggoncang hidup kita agar kita dikuatkan untuk dapat dipakai secara khusus dalam ladang pekerjaanNya.
Itulah cara Tuhan melatih iman kita agar makin kokoh. Saat badai menghantam, kita harus semakin erat dan rapat dalam pelukanNya dan Tuhan akan memberi kita kekuatan untuk menghadapi setiap persoalan.

"Aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan, dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." (2 Korintus 12:10).

Sumber: http://inspirasi-kristen.blogspot.com
Dikutip dari Warta Jemaat Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo

Tokoh Alkitab - ELISABETH


Istri Yang Berkenan Di Hadapan Allah


Ada satu tokoh di sekitar peristiwa natal yang sering terlupakan. Ia adalah Elisabeth. Istri dari Imam Zakaria, ibu dari Yohanes Pembaptis dan saudara Maria ibu Yesus.
Alkitab mencatatnya sebagai wanita yang yang saleh dan hidup benar. Meski begitu ia mengalami persoalan yang begitu besar dalam hidupnya. Ia tak kunjung punya anak. Tradisi Yahudi menyebut seorang yang mandul sebagai wanita yang dikutuk.
Meski begitu, ia tidak pernah menyalahkan Tuhan akan keadaan yang dialaminya. Ia justru semakin tekun berdoa dan dengan sabar menunggu waktunya Tuhan hingga tiba saatnya semua itu dinyatakan.
Dan harapannya itu tak sia-sia. Ia mengandung dan melahirkan seorang anak yang istimewa. Seorang anak yang tumbuh menjadi peribadi yang takut akan Tuhan, bahkan melayani Tuhan.
Yohanes pembaptis diakui sebagai nabi terakhir dalam tradisi Israel. Darimana ia bisa memiliki iman yang kuat dan hebat kepada Tuhan? Jelas, dari ke dua orang tuanya. Terutama Elisabet ibunya.
Alkitab mengatakan ia orang yang benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Dari orang tua yang rohani akan muncul anak-anak yang rohani juga!
Selain itu Elisabet adalah orang yang paling berjasa dalam memberikan dorongan semangat dan kekuatan kepada Maria. Begitu ditemui malaikat Gabriel, Maria langsung pergi ke tempat Elisabet. Ia disana untuk beberapa hari. Apa yang mereka lakukan? Sharing!
Maria banyak bercerita kepada Elisabet dan Elisabet banyak mendengarkan dan memberi kekuatan bagi Maria agar tidak takut menghadapi semua kejadian ajaib (mengandung tapi belum menikah) itu! Natal bukan hanya kita menerima anugerah Allah, tetapi kita juga berbagi anugerah Allah kepada orang lain!
Elisabeth juga pribadi yang mampu menjaga lisannya. Begitu dianugerahi Tuhan kehamilan, ia justru tutup mulut, tidak mau gembar-gembor tentang kehamilannya. Ia bersembunyi dan tidak berkata-kata pada orang lain selama 5 bulan.
Setelah tiba saatnya, barulah  dia muncul dan berbicara kepada orang banyak tentang kehamilannya yang ajaib! Ini mengajar kita untuk berbicara seperlunya saja. Terlalu banyak bicara seringkali menjadi salah – ams.10:19
Wanita yang bisa menahan diri untuk tidak banyak bicara justru akan menjadi wanita yang terhormat. Bagaimana dengan anda?

Dikutip dari Warta Jemaat Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo

Rasul Paulus - Penginjil yang Gigih




Paulus adalah tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan yang bersumberkan dari pengajaran Yesus Kristus.
Ia lahir di kota Tarsus tanah Kilikia (sekarang di Turki) diperkirakan pada tahun ke-3 abad 1. Ia dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel.
Dalam surat-suratnya di Perjanjian Baru, ia memperkenalkan diri sebagai seorang Yahudi dari suku Benyamin yang berkebudayaan Yunani (helenis) namun tercatat sebagai warga negara Romawi.
Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu ia masih bernama Saulus).
Paulus sendiri menggambarkan tindakannya yang melawan Kekristenan ini dengan berkata: “Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota- kota asing.” (Kisah Para Rasul 26:10,11).
Pertobatan Paulus diperkirakan terjadi antara tahun 33-36 dengan bukti kuat untuk tahun 34 dengan mengacu pada salah satu suratnya. Menurut Kisah Para Rasul, pertobatannya (atau metanoia) terjadi di jalan menuju Damaskus di mana ia mengalami "pertemuan" dengan Yesus, yang kemudian menyebabkan ia menjadi buta untuk sementara (Kisah Para Rasul 9:1-31, 22:1-22, 26:9-24).
Surat-surat Paulus merupakan alat komunikasi antara dirinya dengan komunitas-komunitas Kristen perdana, tetapi juga penting karena berisi uraian teologisnya. Ada 13 surat dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan Paulus sebagai penulisnya. Namun, saat ini sejumlah para ahli Perjanjian Baru berdebat menentukan mana surat yang ditulis sendiri oleh Paulus (surat-surat Pauline) dan mana surat yang mengatasnamakan dirinya sebagai penulis (surat-surat Deutero-Pauline).
Dalam pelayanannya, Paulus menginjil mulai dari Yerusalem, Asia kecil, Yunani hingga ke Romawi. Ia lebih memfokuskan sasaran penginjilannya pada orang-orang non Yahudi.
Dalam aktifitasnya tersebut, ia harus berkali-kali ditangkap dan ditahan. Diperkirakan Paulus menghabiskan waktu 5,5 sampai 6 tahun sebagai orang tahanan di dalam penjara.
Alkitab tidak mengatakan bagaimana dan kapan Paulus meninggal. Namun menurut tradisi Kristen, Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahan Nero pada sekitar 64 M di Tre Fontane Abbey.
Kewarganegaraan Romawi yang dimilikinya membuat Paulus menjalani hukuman mati yang lebih cepat yaitu dengan pemenggalan.*
Dikutip dari Warta Jemaat Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo

Kisah Inspiratif - Suara Sang Katak




Sekelompok katak berjalan melewati hutan, dan dua di antaranya terperosok ke dalam sebuah sumur yang dalam. Katak yang lain berkumpul di sekitar sumur itu. Ketika mereka melihat betapa dalamnya sumur itu, mereka berkata pada kedua katak itu sebaiknya mereka mati saja.
Kedua katak itu tidak menghiraukan komentar kawan-kawannya itu dan berusaha melompat keluar dari sumur dengan segenap kekuatan mereka. Katak-katak yang lain berteriak agar mereka menyerah, sebaiknya mereka mati saja. Akhirnya salah satu katak mengikuti yang diteriakkan teman-temannya dan menyerah. Ia jatuh dan mati.
atak yang lain terus meloncat sekuat ia bisa. Sekali lagi, kawan-kawannya berteriak agar katak itu menghentikan usahanya yang sia-sia dan mati saja. Tetapi katak itu berusaha makin kuat dan akhirnya berhasil keluar.
Setelah berada di luar, katak-katak yang lain bertanya, “Apa kau mendengar teriakan kami?” Katak itu menjelaskan pada kawan-kawannya bahwa ia tuli. Ia mengira bahwa kawan-kawannya menyemangati dia terus menerus.

Cerita ini mengajarkan kita dua hal:
Lidah kita memiliki kekuatan mati dan hidup. Kata-kata yang membangkitkan semangat pada seseorang yang sedang dalam kesulitan dapat mengangkat dia dan menolong dia melewati hari-harinya.
Kata-kata yang meruntuhkan semangat dapat membunuh orang itu. Karena itu berhati-hatilah pada apa yang Anda ucapkan. Berbicaralah positif pada orang-orang yang Anda jumpai.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita, dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang sama keluar berkat dan kutuk. Saudara-saudaraku, hal ini tidak boleh demikian terjadi.*
Sumber: Renunganhidup.com
Dikutip dari Warta Jemaat Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo

Minggu, 26 Maret 2017

Rasul Matias : Yang Terpilih sebagai Pengganti




Namanya memang tidak banyak disebutkan di Alkitab, namun ia adalah orang yang terpilih untuk menggantikan posisi Yudas Iskariot sebagai murid dan juga rasul. Ia adalah Matias yang berarti Karunia Allah.
Setelah Yesus naik ke Surga, Petrus menyatakan bahwa sang pemazmur, Daud tidak hanya menubuatkan penyimpangan Yudas Iskariot (Mazmur 41:9), tetapi juga menulis (Mz 109:8), ”Biarlah jabatannya sebagai pengawas diambil orang lain."
Oleh karena itu, ia mengusulkan kepada kira-kira 120 murid yang berkumpul agar jabatan yang kosong itu diisi. Syaratnya adalah orang itu haruslah menjadi pengikut Yesus sejak baptisan Yesus hingga menyaksikan kebangkitan Yesus.
Usul itu diterima, dan kemudian dari kesemuanya itu muncullah dua orang kandidat yang memenuhi syarat tersebut, yakni Yusuf Barsabas dan Matias. Lalu mereka semua berdoa, meminta keputusan dari Tuhan untuk memilih salah seorang diantara keduanya tadi.
Dan setelah membuang undi, akhirnya Matias pun terpilih. Setelah terpilih, sidang jemaat menganggap dia "terhitung bersama kesebelas rasul" (Kisah 1:26). Dan sebagaimana rasul lainnya, ia menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta.
Peristiwa yang terjadi hanya beberapa hari sebelum pencurahan roh kudus ini adalah peristiwa terakhir yang dicatat dalam Alkitab berkenaan dengan penggunaan undi untuk menentukan pilihan Allah dalam suatu masalah (Kisah 1:15-26).
Akan tetapi, karya dan kehidupannya selanjutnya tidak diketahui. Dikisahkan bahwa ia pertama-tama berkhotbah di daerah Yudea, namun kemudian ia berkarya di Kapadokia (sekarang di wilayah Turki) dan di sekitar Laut Kaspia. Riwayat gereja menyatakan, Rasul Matias mengakhiri hidupnya sebagai martir setelah dirajam sampai mati di Colchis pada tahun 80.*
Dikutip dari : Warta Glory, Gereja House of Glory Sidoarjo

Arthur Ashe : Why Me?


Kisah Inspiratif Kristen

Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; Amerika Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975).
Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yg mengharuskannya menjalani operasi by pass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.
Seorang penggemar menulis surat padanya, "Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?"
Ashe menjawab, "Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis, diantaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5.000 mencapai turnamen grand slam, 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon, empat orang di semifinal, dua orang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?' Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?'".
Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan. Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan.
Namun Ashe, tidak demikian.tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup menekan berat. Ketika menerima sesuatu yang buruk ingatlah saat-saat ketika kita menerima yang baik.
Tetapi jawab Ayub, "...Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya." (Ayub 2:10)
Tuhan bisa menggunakan pengalaman hidup kita untuk melayani, memotivasi dan menginspirasi orang lain.
Kita tidak bisa hanya menerima sesuatu yang baik saja dari Tuhan tetapi juga kita harus bisa menerima apapun yang tidak pernah kita harapkan, ingatlah Tuhan tahu apa yang hendak Dia lakukan dalam hidup kita. Yoh 6:6 - Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab ia sendiri tahu, apa yang hendak di lakukan-Nya.
Sbab Dia bisa merenda hidup kita menjadi sebuah bangunan yang indah bagi kemuliaanNya.*
Dikutip dari : Warta Glory, Gereja House of Glory Sidoarjo 

Yudas Iskariot, Memilih Menjadi Pengkhianat



Yudas bentuk kata Yunani, yang diadaptasikan dari bahasa Ibrani. Alkitab menyebutkan bapaknya bernama Simon. Iskariot adalah nama tambahan untuk menunjukkan kota tempatnya berasal, yakni Kariot sebuah kota kecil di Yudea.
Dalam daftar para murid, Yudas selalu disebutkan atau dicantumkan paling akhir, karena mengkhianati Yesus (Matius 10: 4). Ia menjual gurunya tersebut pada Imam-imam besar dengan harga 30 keping perak.
Dalam kelompok rasul Yudas adalah bendahara (Yoh 13:29), sementara dalam ayat yang lain, ia disebut sebagai pencuri (12:6). Menurut dugaan, ia 'menggelapkan' uang yang dipercayakan kepadanya.
Ia sama dengan murid - murid yang lain, mereka menanti nanti didirikannya Kerajaan Messias oleh Tuhan Yesus. Ia semakin tidak sabar, ketika Tuhan Yesus dari hari ke hari menunda pendirian Kerajaan Mesias.
Mengenai arti ini, yg akar kata kerjanya bastazo ('mengambil', 12:6) seperti tertera dalam papirus, lih Deismann, Bible Studies, ET., 1901, hlm 257.
Bagian akhir cerita Injil menjadi buram karena pengkhianatan satu orang dari 12 murid, seperti berulang-ulang disebut (Mrk 14:10; bnd 14:20; Yoh 6:71; 12:4).
Ia juga pernah mencela tindakan Maria karena meminyaki kaki Yesus dengan minyak yang sangat mahal (Yoh 12:3-5). Sajian Yohanes ini menelanjangi ketamakan Yudas yang tidak melihat unsur rohani dalam perbuatan yang justru dipuji oleh Yesus tersebut (Mrk 14:6).
Yudas hanya melihat sesuatu yang dapat menambah dana rasul-rasul. Dan dengan demikian menambah isi kantongnya sendiri. Bahkan kepalsuan hatinya dipoles lagi dengan mengatakan bahwa uang itu dapat diberikan untuk membantu orang miskin. Jadi sifat tamak ditambah lagi dengan sifat penipuan. Segera sesudah peristiwa Betania ini Yudas menghadap imam-imam kepala untuk mengkhianati Tuhan Yesus (Mat 26:14-16; Mrk 14:10-11; Luk 22:3-6).
Yudas mati bunuh diri, setelah ia melihat penderitaan yang dialami Yesus akibat pengkhianatannya.Semua itu terjadi karena keputusannya sendiri lantaran tak mampu mengendalikan dirinya.
Perjalanan hidup Yudas Iskariot merupakan suatu peringatan yang mengerikan bagi setiap pengikut Yesus yang tidak sungguh-sungguh pasrah terikat kepada-Nya. Kendati memang benar berada dalam persekutuan-Nya, tapi tidak memiliki RohNya (bnd Rm 8:9b).
Dikutip dari : Warta Glory, Gereja House of Glory Sidoarjo

Ia Melihatmu


Kisah inspiratif Kristen

Ada seorang bocah laki-laki sedang berkunjung ke kakek dan neneknya dipertanian mereka. Dia mendapat sebuah katapel untuk bermain-main di hutan. Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran. Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam.
Pada waktu pulang, dilihatnya bebek peliharaan neneknya. Masih dalam keadaan kesal, dibidiknya bebek itu di kepala, matilah si bebek. Dia terperanjat dan sedih.
Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek didalam timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya mengawasi. Sally melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun.
Setelah makan, nenek berkata, “Sally, cuci piring.” Tetapi Sally berkata, “Nenek, Johnny berkata bahwa dia ingin membantu di dapur, bukankah demikian Johnny?” Dan Sally berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Johnny mencuci piring.
Kemudian kakek menawarkan bila anak-anak mau pergi memancing, dan nenek berkata, “Maafkan, tetapi aku perlu Sally untuk membantu menyiapkan makanan.” Tetapi Sally tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa, karena Johnny memberitahu kalau ingin membantu.” Kembali dia berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Sally pergi memancing dan Johnny tinggal di rumah.
Setelah beberapa hari Johnny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas-tugas Sally, akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi. Ditemuinya nenek dan mengaku telah membunuh bebek neneknya dan meminta ampun.
Nenek berlutut dan merangkulnya, katanya, “Sayangku, aku tahu. Tidakkah kau lihat, aku berdiri di jendela dan melihat semuanya. Karena aku mencintaimu, aku memaafkan. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Sally memanfaatkanmu.”
Aku tidak tahu masa lalumu. Aku tidak tahu dosa apakah yang dilemparkan musuh kemukamu. Tetapi apapun itu, aku ingin memberitahu sesuatu. Yesus Kristus juga selalu berdiri di jendela. Dan Dia melihat segalanya.
Dan karena Dia mencintaimu, Dia akan mengampunimu bila engkau memintanya. Hanya Dia heran melihat berapa lama engkau membiarkan musuh memperbudakmu. Hal yang luar biasa adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga melupakan.*
Dikutip dari : Warta Glory, Gereja House of Glory Sidoarjo