Kamis, 30 Maret 2017

Kisah Inspiratif - Batang Pohon yang Kuat




Seorang wisatawan di Italia memperhatikan pekerjaan para penebang kayu. Mereka sering menancapkan besi tajam ke dalam batang kayu, lalu menarik dan memisahkan batang kayu itu dengan batang kayu yang lain. Selanjutnya kayu-kayu itu dihanyutkan di sungai yang mengalir dari sebuah pegunungan.
Dengan perasaan ingin tahu ia bertanya kepada para penebang kayu itu, "Mengapa kalian berbuat demikian?" Si penebang kayu tersenyum dan menjelaskan apa yang ia lakukan pada sang wisatawan.
"Semua batang kayu ini mungkin kelihatannya sama saja dalam pandangan Anda, tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Batang-batang kayu yang saya biarkan hanyut adalah batang-batang yang berasal dari pohon-pohon kayu yang tumbuh di lembah-lembah,” terangnya.
Ia mengatakan pohon-pohon yang tumbuh di lembah biasanya terlindung dari hembusan angin topan, sehingga kayunya tidak padat. Tapi batang kayu yang kuat adalah batang yang berasal dari pohon kayu yang tumbuh di atas gunung-gunung. “Sejak masih kecil mereka telah ditiup angin kencang. Hal ini membuat mereka makin lama makin padat berisi. Kami memilih batang-batang pohon seperti itu untuk dipakai secara khusus. Kayu seperti itu terlalu bagus untuk dijadikan papan biasa," jelasnya lagi.
Saudara, Tuhan sering mengijinkan pencobaan dan angin kesusahan menggoncang hidup kita agar kita dikuatkan untuk dapat dipakai secara khusus dalam ladang pekerjaanNya.
Itulah cara Tuhan melatih iman kita agar makin kokoh. Saat badai menghantam, kita harus semakin erat dan rapat dalam pelukanNya dan Tuhan akan memberi kita kekuatan untuk menghadapi setiap persoalan.

"Aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan, dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." (2 Korintus 12:10).

Sumber: http://inspirasi-kristen.blogspot.com
Dikutip dari Warta Jemaat Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo

Tokoh Alkitab - ELISABETH


Istri Yang Berkenan Di Hadapan Allah


Ada satu tokoh di sekitar peristiwa natal yang sering terlupakan. Ia adalah Elisabeth. Istri dari Imam Zakaria, ibu dari Yohanes Pembaptis dan saudara Maria ibu Yesus.
Alkitab mencatatnya sebagai wanita yang yang saleh dan hidup benar. Meski begitu ia mengalami persoalan yang begitu besar dalam hidupnya. Ia tak kunjung punya anak. Tradisi Yahudi menyebut seorang yang mandul sebagai wanita yang dikutuk.
Meski begitu, ia tidak pernah menyalahkan Tuhan akan keadaan yang dialaminya. Ia justru semakin tekun berdoa dan dengan sabar menunggu waktunya Tuhan hingga tiba saatnya semua itu dinyatakan.
Dan harapannya itu tak sia-sia. Ia mengandung dan melahirkan seorang anak yang istimewa. Seorang anak yang tumbuh menjadi peribadi yang takut akan Tuhan, bahkan melayani Tuhan.
Yohanes pembaptis diakui sebagai nabi terakhir dalam tradisi Israel. Darimana ia bisa memiliki iman yang kuat dan hebat kepada Tuhan? Jelas, dari ke dua orang tuanya. Terutama Elisabet ibunya.
Alkitab mengatakan ia orang yang benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Dari orang tua yang rohani akan muncul anak-anak yang rohani juga!
Selain itu Elisabet adalah orang yang paling berjasa dalam memberikan dorongan semangat dan kekuatan kepada Maria. Begitu ditemui malaikat Gabriel, Maria langsung pergi ke tempat Elisabet. Ia disana untuk beberapa hari. Apa yang mereka lakukan? Sharing!
Maria banyak bercerita kepada Elisabet dan Elisabet banyak mendengarkan dan memberi kekuatan bagi Maria agar tidak takut menghadapi semua kejadian ajaib (mengandung tapi belum menikah) itu! Natal bukan hanya kita menerima anugerah Allah, tetapi kita juga berbagi anugerah Allah kepada orang lain!
Elisabeth juga pribadi yang mampu menjaga lisannya. Begitu dianugerahi Tuhan kehamilan, ia justru tutup mulut, tidak mau gembar-gembor tentang kehamilannya. Ia bersembunyi dan tidak berkata-kata pada orang lain selama 5 bulan.
Setelah tiba saatnya, barulah  dia muncul dan berbicara kepada orang banyak tentang kehamilannya yang ajaib! Ini mengajar kita untuk berbicara seperlunya saja. Terlalu banyak bicara seringkali menjadi salah – ams.10:19
Wanita yang bisa menahan diri untuk tidak banyak bicara justru akan menjadi wanita yang terhormat. Bagaimana dengan anda?

Dikutip dari Warta Jemaat Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo

Rasul Paulus - Penginjil yang Gigih




Paulus adalah tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan yang bersumberkan dari pengajaran Yesus Kristus.
Ia lahir di kota Tarsus tanah Kilikia (sekarang di Turki) diperkirakan pada tahun ke-3 abad 1. Ia dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel.
Dalam surat-suratnya di Perjanjian Baru, ia memperkenalkan diri sebagai seorang Yahudi dari suku Benyamin yang berkebudayaan Yunani (helenis) namun tercatat sebagai warga negara Romawi.
Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu ia masih bernama Saulus).
Paulus sendiri menggambarkan tindakannya yang melawan Kekristenan ini dengan berkata: “Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota- kota asing.” (Kisah Para Rasul 26:10,11).
Pertobatan Paulus diperkirakan terjadi antara tahun 33-36 dengan bukti kuat untuk tahun 34 dengan mengacu pada salah satu suratnya. Menurut Kisah Para Rasul, pertobatannya (atau metanoia) terjadi di jalan menuju Damaskus di mana ia mengalami "pertemuan" dengan Yesus, yang kemudian menyebabkan ia menjadi buta untuk sementara (Kisah Para Rasul 9:1-31, 22:1-22, 26:9-24).
Surat-surat Paulus merupakan alat komunikasi antara dirinya dengan komunitas-komunitas Kristen perdana, tetapi juga penting karena berisi uraian teologisnya. Ada 13 surat dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan Paulus sebagai penulisnya. Namun, saat ini sejumlah para ahli Perjanjian Baru berdebat menentukan mana surat yang ditulis sendiri oleh Paulus (surat-surat Pauline) dan mana surat yang mengatasnamakan dirinya sebagai penulis (surat-surat Deutero-Pauline).
Dalam pelayanannya, Paulus menginjil mulai dari Yerusalem, Asia kecil, Yunani hingga ke Romawi. Ia lebih memfokuskan sasaran penginjilannya pada orang-orang non Yahudi.
Dalam aktifitasnya tersebut, ia harus berkali-kali ditangkap dan ditahan. Diperkirakan Paulus menghabiskan waktu 5,5 sampai 6 tahun sebagai orang tahanan di dalam penjara.
Alkitab tidak mengatakan bagaimana dan kapan Paulus meninggal. Namun menurut tradisi Kristen, Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahan Nero pada sekitar 64 M di Tre Fontane Abbey.
Kewarganegaraan Romawi yang dimilikinya membuat Paulus menjalani hukuman mati yang lebih cepat yaitu dengan pemenggalan.*
Dikutip dari Warta Jemaat Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo

Kisah Inspiratif - Suara Sang Katak




Sekelompok katak berjalan melewati hutan, dan dua di antaranya terperosok ke dalam sebuah sumur yang dalam. Katak yang lain berkumpul di sekitar sumur itu. Ketika mereka melihat betapa dalamnya sumur itu, mereka berkata pada kedua katak itu sebaiknya mereka mati saja.
Kedua katak itu tidak menghiraukan komentar kawan-kawannya itu dan berusaha melompat keluar dari sumur dengan segenap kekuatan mereka. Katak-katak yang lain berteriak agar mereka menyerah, sebaiknya mereka mati saja. Akhirnya salah satu katak mengikuti yang diteriakkan teman-temannya dan menyerah. Ia jatuh dan mati.
atak yang lain terus meloncat sekuat ia bisa. Sekali lagi, kawan-kawannya berteriak agar katak itu menghentikan usahanya yang sia-sia dan mati saja. Tetapi katak itu berusaha makin kuat dan akhirnya berhasil keluar.
Setelah berada di luar, katak-katak yang lain bertanya, “Apa kau mendengar teriakan kami?” Katak itu menjelaskan pada kawan-kawannya bahwa ia tuli. Ia mengira bahwa kawan-kawannya menyemangati dia terus menerus.

Cerita ini mengajarkan kita dua hal:
Lidah kita memiliki kekuatan mati dan hidup. Kata-kata yang membangkitkan semangat pada seseorang yang sedang dalam kesulitan dapat mengangkat dia dan menolong dia melewati hari-harinya.
Kata-kata yang meruntuhkan semangat dapat membunuh orang itu. Karena itu berhati-hatilah pada apa yang Anda ucapkan. Berbicaralah positif pada orang-orang yang Anda jumpai.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita, dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang sama keluar berkat dan kutuk. Saudara-saudaraku, hal ini tidak boleh demikian terjadi.*
Sumber: Renunganhidup.com
Dikutip dari Warta Jemaat Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo

Minggu, 26 Maret 2017

Rasul Matias : Yang Terpilih sebagai Pengganti




Namanya memang tidak banyak disebutkan di Alkitab, namun ia adalah orang yang terpilih untuk menggantikan posisi Yudas Iskariot sebagai murid dan juga rasul. Ia adalah Matias yang berarti Karunia Allah.
Setelah Yesus naik ke Surga, Petrus menyatakan bahwa sang pemazmur, Daud tidak hanya menubuatkan penyimpangan Yudas Iskariot (Mazmur 41:9), tetapi juga menulis (Mz 109:8), ”Biarlah jabatannya sebagai pengawas diambil orang lain."
Oleh karena itu, ia mengusulkan kepada kira-kira 120 murid yang berkumpul agar jabatan yang kosong itu diisi. Syaratnya adalah orang itu haruslah menjadi pengikut Yesus sejak baptisan Yesus hingga menyaksikan kebangkitan Yesus.
Usul itu diterima, dan kemudian dari kesemuanya itu muncullah dua orang kandidat yang memenuhi syarat tersebut, yakni Yusuf Barsabas dan Matias. Lalu mereka semua berdoa, meminta keputusan dari Tuhan untuk memilih salah seorang diantara keduanya tadi.
Dan setelah membuang undi, akhirnya Matias pun terpilih. Setelah terpilih, sidang jemaat menganggap dia "terhitung bersama kesebelas rasul" (Kisah 1:26). Dan sebagaimana rasul lainnya, ia menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta.
Peristiwa yang terjadi hanya beberapa hari sebelum pencurahan roh kudus ini adalah peristiwa terakhir yang dicatat dalam Alkitab berkenaan dengan penggunaan undi untuk menentukan pilihan Allah dalam suatu masalah (Kisah 1:15-26).
Akan tetapi, karya dan kehidupannya selanjutnya tidak diketahui. Dikisahkan bahwa ia pertama-tama berkhotbah di daerah Yudea, namun kemudian ia berkarya di Kapadokia (sekarang di wilayah Turki) dan di sekitar Laut Kaspia. Riwayat gereja menyatakan, Rasul Matias mengakhiri hidupnya sebagai martir setelah dirajam sampai mati di Colchis pada tahun 80.*
Dikutip dari : Warta Glory, Gereja House of Glory Sidoarjo

Arthur Ashe : Why Me?


Kisah Inspiratif Kristen

Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; Amerika Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975).
Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yg mengharuskannya menjalani operasi by pass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.
Seorang penggemar menulis surat padanya, "Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?"
Ashe menjawab, "Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis, diantaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5.000 mencapai turnamen grand slam, 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon, empat orang di semifinal, dua orang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?' Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?'".
Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan. Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan.
Namun Ashe, tidak demikian.tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup menekan berat. Ketika menerima sesuatu yang buruk ingatlah saat-saat ketika kita menerima yang baik.
Tetapi jawab Ayub, "...Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya." (Ayub 2:10)
Tuhan bisa menggunakan pengalaman hidup kita untuk melayani, memotivasi dan menginspirasi orang lain.
Kita tidak bisa hanya menerima sesuatu yang baik saja dari Tuhan tetapi juga kita harus bisa menerima apapun yang tidak pernah kita harapkan, ingatlah Tuhan tahu apa yang hendak Dia lakukan dalam hidup kita. Yoh 6:6 - Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab ia sendiri tahu, apa yang hendak di lakukan-Nya.
Sbab Dia bisa merenda hidup kita menjadi sebuah bangunan yang indah bagi kemuliaanNya.*
Dikutip dari : Warta Glory, Gereja House of Glory Sidoarjo 

Yudas Iskariot, Memilih Menjadi Pengkhianat



Yudas bentuk kata Yunani, yang diadaptasikan dari bahasa Ibrani. Alkitab menyebutkan bapaknya bernama Simon. Iskariot adalah nama tambahan untuk menunjukkan kota tempatnya berasal, yakni Kariot sebuah kota kecil di Yudea.
Dalam daftar para murid, Yudas selalu disebutkan atau dicantumkan paling akhir, karena mengkhianati Yesus (Matius 10: 4). Ia menjual gurunya tersebut pada Imam-imam besar dengan harga 30 keping perak.
Dalam kelompok rasul Yudas adalah bendahara (Yoh 13:29), sementara dalam ayat yang lain, ia disebut sebagai pencuri (12:6). Menurut dugaan, ia 'menggelapkan' uang yang dipercayakan kepadanya.
Ia sama dengan murid - murid yang lain, mereka menanti nanti didirikannya Kerajaan Messias oleh Tuhan Yesus. Ia semakin tidak sabar, ketika Tuhan Yesus dari hari ke hari menunda pendirian Kerajaan Mesias.
Mengenai arti ini, yg akar kata kerjanya bastazo ('mengambil', 12:6) seperti tertera dalam papirus, lih Deismann, Bible Studies, ET., 1901, hlm 257.
Bagian akhir cerita Injil menjadi buram karena pengkhianatan satu orang dari 12 murid, seperti berulang-ulang disebut (Mrk 14:10; bnd 14:20; Yoh 6:71; 12:4).
Ia juga pernah mencela tindakan Maria karena meminyaki kaki Yesus dengan minyak yang sangat mahal (Yoh 12:3-5). Sajian Yohanes ini menelanjangi ketamakan Yudas yang tidak melihat unsur rohani dalam perbuatan yang justru dipuji oleh Yesus tersebut (Mrk 14:6).
Yudas hanya melihat sesuatu yang dapat menambah dana rasul-rasul. Dan dengan demikian menambah isi kantongnya sendiri. Bahkan kepalsuan hatinya dipoles lagi dengan mengatakan bahwa uang itu dapat diberikan untuk membantu orang miskin. Jadi sifat tamak ditambah lagi dengan sifat penipuan. Segera sesudah peristiwa Betania ini Yudas menghadap imam-imam kepala untuk mengkhianati Tuhan Yesus (Mat 26:14-16; Mrk 14:10-11; Luk 22:3-6).
Yudas mati bunuh diri, setelah ia melihat penderitaan yang dialami Yesus akibat pengkhianatannya.Semua itu terjadi karena keputusannya sendiri lantaran tak mampu mengendalikan dirinya.
Perjalanan hidup Yudas Iskariot merupakan suatu peringatan yang mengerikan bagi setiap pengikut Yesus yang tidak sungguh-sungguh pasrah terikat kepada-Nya. Kendati memang benar berada dalam persekutuan-Nya, tapi tidak memiliki RohNya (bnd Rm 8:9b).
Dikutip dari : Warta Glory, Gereja House of Glory Sidoarjo

Ia Melihatmu


Kisah inspiratif Kristen

Ada seorang bocah laki-laki sedang berkunjung ke kakek dan neneknya dipertanian mereka. Dia mendapat sebuah katapel untuk bermain-main di hutan. Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran. Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam.
Pada waktu pulang, dilihatnya bebek peliharaan neneknya. Masih dalam keadaan kesal, dibidiknya bebek itu di kepala, matilah si bebek. Dia terperanjat dan sedih.
Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek didalam timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya mengawasi. Sally melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun.
Setelah makan, nenek berkata, “Sally, cuci piring.” Tetapi Sally berkata, “Nenek, Johnny berkata bahwa dia ingin membantu di dapur, bukankah demikian Johnny?” Dan Sally berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Johnny mencuci piring.
Kemudian kakek menawarkan bila anak-anak mau pergi memancing, dan nenek berkata, “Maafkan, tetapi aku perlu Sally untuk membantu menyiapkan makanan.” Tetapi Sally tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa, karena Johnny memberitahu kalau ingin membantu.” Kembali dia berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Sally pergi memancing dan Johnny tinggal di rumah.
Setelah beberapa hari Johnny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas-tugas Sally, akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi. Ditemuinya nenek dan mengaku telah membunuh bebek neneknya dan meminta ampun.
Nenek berlutut dan merangkulnya, katanya, “Sayangku, aku tahu. Tidakkah kau lihat, aku berdiri di jendela dan melihat semuanya. Karena aku mencintaimu, aku memaafkan. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Sally memanfaatkanmu.”
Aku tidak tahu masa lalumu. Aku tidak tahu dosa apakah yang dilemparkan musuh kemukamu. Tetapi apapun itu, aku ingin memberitahu sesuatu. Yesus Kristus juga selalu berdiri di jendela. Dan Dia melihat segalanya.
Dan karena Dia mencintaimu, Dia akan mengampunimu bila engkau memintanya. Hanya Dia heran melihat berapa lama engkau membiarkan musuh memperbudakmu. Hal yang luar biasa adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga melupakan.*
Dikutip dari : Warta Glory, Gereja House of Glory Sidoarjo