Minggu, 23 April 2017

Kisah Inspiratif - Semua untuk Bapa



Setiap pagi, pria itu harus menaiki kapal untuk menuju tempatnya bekerja. Biasanya ia mampir dulu di sebuah kedai dekat pelabuhan itu untuk minum kopi sebelum memulai aktivitasnya setiap hari.
Di sekitar kedai itu ada beberapa anak kecil yang menawarkan jasa semir sepatu pada para pria yang sedang duduk menikmati hangatnya kopi pagi. Pria itupun memanggil seorang anak, "Sini Nak. Tolong semirkan sepatu Bapak ya?"
Anak kecil itupun datang menghampiri pria itu dan dengan penuh semangat mulai menyemir sepatunya. Dari mata anak itu terpancar betapa senangnya ia melakukan pekerjaan itu untuk pria itu. Setelah selesai, sejumlah uangpun diberikan kepadanya, dan anak itu mengucapkan terima kasih.
Keesokan harinya, ketika pria itu baru saja turun dari kapal kecil yang ditumpanginya,
dari kejauhan anak itu segera berlari mendapatkannya. Dengan senang hati ia membantu membawa tas sampai ke kedai kopi.
Sementara pria itu menikmati hangatnya kopi pagi, anak kecil itu menyemir sepatunya sampai mengkilap. Seperti biasanya, setelah anak itu selesai menyemir sepatu, iapun kemudian memberikan sejumlah uang kepadanya.
Kejadian ini terus saja berulang sampai suatu pagi terjadi suatu hal yang tidak seperti biasanya. Pagi itu, ketika anak kecil ini melihat sang pria turun dari kapal, dengan sekuat tenaganya ia berlari mendapatkannya dan membawa tasnya sampai ke kedai kopi.
Ia membuka sepatu pria itu dengan tangannya sendiri dan kemudian menyemir sepatunya sampai mengkilap. Dari sorot matanya yang polos, ia melakukannya dengan penuh antusias.
Setelah selesai, ia pun mengeluarkan sejumlah uang dari kantongnya untuk memberikannya kepada anak itu. Tapi reaksinya sungguh berbeda. Anak itu menolak pemberian tersebut.
Pria itu kaget. ‘Apa yang terjadi? Apa ia tidak membutuhkan uang?' tanya Bapak itu dalam hatinya. Kemudian dengan lembut ia bertanya sambil menatap wajah anak itu, "Nak, kenapa kamu tidak mau mengambil uang ini? Apakah kamu tidak membutuhkannya?"
Dengan mata berkaca-kaca anak kecil tersebut berkisah behwa ia adalah anak yatim piatu. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal sehingga tiap hari ia hidup di jalanan.
“Saya belum pernah merasakan bagaimana kasih sayang orang tua. Tetapi ketika kita pertama berjumpa dan Bapak memanggil saya ‘Nak', saya merasa seperti anak Bapak. Saya merasa memiliki ayah lagi. Oleh sebab itu saya tidak mau lagi mengambil uang yang Bapak berikan. Mulai sekarang, saya mau lakukan apapun untuk menyenangkan hati Bapak."
Kemudian pria itu memegang bahu anak itu dan memandang wajahnya. Dengan lembut ia bertanya, "Nak, maukah kamu tinggal bersama saya dan menjadi anak saya?"
Sambil memeluk erat Bapak itu anak ini menjawab, "Ya, Pak. Saya mau!"
Bukankah demikian dengan kita? Ketika kita sebagai anak yang terhilang, Tuhan datang sebagai Bapa yang baik menghampiri dan memanggil kita, "Nak, mari datang kemari!"
Saat suara itu memanggil, kita merasakan kembali kasih Bapa. Ketika kita merasakan kasihNya yang besar, kasih tanpa batas dan tanpa syarat itu, kasih Bapa itu pula yang dapat membuat kita berkata seperti anak kecil itu. "Mulai sekarang, tidak ada satupun yang tidak ingin saya buat bagi Bapak. Semuanya saya mau lakukan untuk menyenangkan hati Bapak." *
Diambil dari Warta Ibadah Gereja Bethany Indonesia House of Glory Sidoarjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar