Minggu, 22 April 2018

Kisah Penulis Alkitab - Nabi Yehezkiel


Nabi untuk Para Tawanan



Sejak tahun 598 SM Yerusalem diduduki oleh bangsa-bangsa lain. Tembok kota diruntuhkan, rumah-rumah dibakar, Bait Allah dihancurkan tentara Babilonia, dan beberapa orang yang terbaik dipenjara dan dibuang sebagai tawanan di seberang sungai Kebar.
Mereka ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil dan kerajaan Babel sengaja membiarkan orang-orang Israel memelihara jati diri bangsa mereka. Dan orang-orang buangan itu membangun rumah, menanam pohon anggur dan membina keterampilan agar mereka merasa nyaman dengan keadaan yang barunya.
Lalu pada sekitar 593 SM Tuhan menunjuk seorang Imam bernama Yehezkiel bin Busi sebagai nabi yang menjadi perantara sabdaNya pada seluruh umat Israel yang hidup di daerah buangan. Saat itu usia Yehezkiel (yang berarti Tuhan Menguatkan) baru 30 tahun (Yeh 1 : 1).
Selama menjalankan tugas kenabiannya, Yehezkiel banyak mendapat penglihatan yang tidak biasa dari Allah yang kemudian disampaikan pada rakyat Israel. Namun tindak kenabiannya justru dipandang sebagai seorang yang ekstatik atau  pengkhayal.
Bahkan ada pula yang menyebutnya telah mengalami gangguan jiwa. Apalagi saat itu istrinya meninggal secara mendadak. Padahal kejadian itu merupakan karya Allah sebagai salah satu tanda bagi Israel.
Wahyu pengutusan untuk Yehezkiel cukup jelasTuhan memakai dia dengan cara yang luar biasa untuk memberitakan pesan-pesanNya diantara para tawanan. Dia akan melayani sebagai pengawas selama hari- hari yang gelap di pembuangan.
Betapa besar tanggung jawab yang Allah letakkan padanya. Yehezkiel tahu bahwa dia diperintah untuk mengingatkan umat Israel atas kesalahan mereka, sebagaimana FirmanNya dalam Yeh 3 : 18 – 19.
, "dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu."
Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! --dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.
Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.”
Dan firman ini juga berlaku untuk kita. Kita harus menjadi saksiNya untuk menyampaikan kabar kesukaan pada orang-orang yang sesat. Ribuan jiwa akan mati tanpa Yesus.
Kiranya Allah memakai kita untuk menyampaikan pesan tentang hidup yang kekal dalam Yesus Kristus. Bagaimana kita bisa bersikap acuh dan malas dalam terang firman-firman ini?*
Luddy Eko P.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar