Senin, 16 Februari 2015

Pohon Ditebang, Mata Air Kerontang



JIKA musim hujan sudah tiba, maka kita pasti suguhi informasi tentang bencana-bencana alam yang terjadi di seluruh penjuru negeri bahkan dari luar negeri. Beritanya pasti tentang banjir dan tanah longsor yang memakan korban harta benda bahkan nyawa manusia.
Tahu nggak, semua bencana itu terjadi akibat kejahatan kita terhadap alam, khususnya pepohonan. Lantaran dengan seenaknya menebang pohon, hutan-hutanpun jadi gundul, lahan di lereng pegunungan jadi melompong.
Akibatnya dengan enak saja air hujan yang turun langsung meluncur kebawah sambil membawa partikel-partikel tanah di sepanjang alur yang dilaluinya. Pada akhirnya, kerapnya bencana banjir dan tanah longsor ini akan berdampak serius terhadap kondisi perekonomian masyarakat.

Penebangan pohon berskala besar yang terjadi terus-menerus menyebabkan terganggunya fungsi hutan sebagai penyimpan air tanah. Akibatnya banyak sumber mata air yang rusak dan mengering.
Parahnya lagi, pola pertanian yang dikembangkan juga semata-mata berorientasi pada hasil. Air sebatas digunakan sebagai sarana produksi dan kurang diperhatikan bagaimana melestarikan keberadaannya.  Sumber daya alam digunakan secara eksploitatif tanpa mempertimbangkan keseimbangan ekologi. 
Data yang dirilis salah satu LSM Lingkungan di Indonesia menyebutkan sejak tahun 1995 lalu Pulau Jawa telah mengalami defisit air sebanyak 32,3 miliar meter kubik setiap tahunnya.
Fakta itu sungguh menyedihkan. Pasalnya air memiliki peran besar dalam sejarah peradaban manusia.  Ilmu pengetahuan menguak misteri bahwa air adalah salah satu zat terpenting yang membentuk awal kehidupan.
Oleh karena itu, mulai saat ini perlu dilakukan penyadaran atas seluk beluk air. Termasuk pembangunan sarana dan prasarana fisik sebagai model pengelolaan air dan pertanian yang ekologis dan berkelanjutan. 

Sebatang Sejiwa
Tak ada cara lain untuk menyelamatkan sumber-sumber mata air kita selain dengan menjaga lingkungan di sekitarnya tetap rindang oleh rimbunnya dedaunan. Itu berarti harus semakin banyak pohon yang ditanam kembali. Ruang-ruang kosong, khususnya di areal rawan mesti dihijaukan kembali.
Saat ini pemerintah tengah menggelar gerakan penghijauan (gerhan) berupa penanaman satu juta pohon. Aksi ini kemudian dilanjutkan dengan program tanam sebatang untuk tiap-tiap jiwa.
Semuanya dilakukan untuk menjaga keseimbangan alam termasuk menjaga kelestarian sumber-sumber mata air. Langkah ini juga dinilai sangat efektif untuk mencegah terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan saat kemarau.
Di sekitar sungai juga harus ada penghijauan agar siklus air dapat terjaga. Sebab, akar pepohonan pada musim hujan akan menyerap air secara maksimal dan mengeluarkannya secara perlahan saat kemarau.
Bukan hanya di kawasan hutan atau desa, penanaman kembali pepohonan juga mesti dilakukan di daerah perkotaan, termasuk lahan-lahan kosong di sekitar rumah kita masing-masing.
Yang jelas, keberadaan tanaman sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas udara melalui proses fotosintesis yang mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2). Tanaman juga dapat menurunkan suhu udara di sekitar rumah.
Beberapa ahli lingkungan menyebutkan, setiap satu hektar lahan hijau dapat mengubah 3,7 ton CO2 dari aktivitas manusia, pabrik, dan kendaraan bermotor menjadi dua ton O2 yang dibutuhkan manusia.
Tanaman yang bandel terhadap polutan adalah jenis kacang-kacangan atau leguminosae, seperti angsana, trembesi, dan akasia. Tanaman jenis kacang-kacangan ini dipakai sebagai tanaman pionir pada lahan yang kurang subur seperti di Surabaya.
Tanah di Surabaya banyak yang kurang subur karena sudah tercemar oli, minyak, dan mengandung banyak puing. Tanaman pionir ini berfungsi untuk memperbaiki kesuburan tanah. Jika tanah yang ditanami sudah subur, tanaman kacang- kacangan bisa diganti dengan jenis tanaman lain yang diinginkan.
Untuk menurunkan suhu udara di dalam rumah, posisi menanam penting diperhatikan. Tanaman yang ditanam di sisi barat dan timur akan mengurangi terpaan langsung sinar matahari ke dinding rumah. Daun yang rimbun dapat memantulkan, menahan, dan memancarkan energi matahari.
Berikut beberapa alasan mengapa pohon sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
a. Mengurangi efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh polutan gas CO2 yang lepas ke udara dan terakumulasi di atmosfer. Pohon adalah “pelahap” CO2 yang rakus.
b. Meningkatkan kualitas air tanah. Pepohonan mengurangi aliran permukaan (run-off), karena akarnya menyerap air yang jatuh ke tanah. Lebih banyak air yang terserap ke dalam tanah artinya lebih banyak kesempatan untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas air tanah. Hal ini juga mengurangi tercemarnya air tanah oleh bahan kimia yang ada di permukaan tanah.
c. Pepohonan membersihkan udara yang kita hirup. Partikel debu, CO, SO2, dan polutan-polutan lain akan diserap oleh tanaman sehingga kita bisa menghirup udara yang lebih baik kualitasnya.
d. Udara yang kering dan panas bisa diatasi dengan menanam pohon. Pepohonan akan menambah kelembaban atmosfer dan pada akhirnya bisa mengurangi konsumsi air (misalnya untuk menyiram tanaman).
e. Mengurangi erosi tanah khususnya di lahan miring. Ketika hujan turun, akar pohon akan menyerap air. Jika tak ada yang menyerap, air  yang mengalir di permukaan akan membawa serta lapisan tanah, khususnya lapisan atas tanah yang subur.
f. Jika diperhitungkan secara keseluruhan, pepohonan yang tumbuh di suatu kota bisa “mendinginkan” kota tersebut. Kota adalah pulau panas (heat island) yang suhunya 5—9 derajat lebih tinggi dari daerah suburban. Dan setiap tahun, kota cenderung melakukan ekspansi ke daerah suburban. Dengan demikian pulau panas yang tercipta lama kelamaan makin besar. Pepohonan khususnya yang bertajuk besar mampu mendinginkan kota melalui bayangan tajuknya dan proses evapotransipasi yang melepaskan uap air ke udara.
g. Pepohonan yang ditanam di dekat badan air mencegah pendangkalan dan penyempitan badan air.
h. Kondisi perkotaan yang kumuh dan gersang bisa diperbaiki dengan menanam pepohonan dan membuat taman kota.
i.   Mengurangi stress. Setelah lelah bekerja seharian, tentunya sangat nyaman jika sesampainya di rumah kita disambut oleh hijaunya taman yang asri.
j. Kondisi bumi yang makin panas, rupanya juga berpengaruh pada temperamen orang yang semakin keras dan brutal. Hal ini utamanya terjadi di daerah perkotaan yang memang lebih sedikit memiliki area berpohon. Pepohonan bisa menyediakan lingkungan yang lebih sejuk, nyaman dan rileks. Kondisi ini secara psikologis akan           membantu “mendinginkan” temperamen manusia perkotaan.
k. Penanaman pohon dan semak-semak akan secara signifikan mengurangi polusi suara, khususnya untuk rumah-rumah yang terletak di tepi jalan raya yang sibuk.
l. Pepohonan juga berpotensi menghasilkan angin sepoi-sepoi dari gesekan dedaunan yang memberikan efek nyaman bagi penghuni rumah.
m. Bayangan tajuk pohon bisa mengurangi efek silau dari jalan dan lapangan parkir plus membuatnya lebih sejuk.
n. Serasah daun pohon yang berguguran ketika melapuk dan membusuk akan membentuk lapisan humus yang menyuburkan tanah dan meningkatkan kualitas media tanam bagi tanaman lainnya.
o. Anda sedang ingin membentuk badan? Aktivitas merawat pohon (memupuk, memangkas, menggemburkan tanah, dan menyapu daun-daun keringnya) bisa menjadi olahraga ringan yang membantu menyehatkan dan membentuk tubuh.
p. Dengan menanam pohon, berarti Anda mewariskan sesuatu yang berarti bagi anak cucu Anda.
(Luddy Eko Pramono, Buku Cintai Tanahmu : Kasihi Airmu)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar