Sudah Dapat Ilmunya, Kapan Prakteknya?

 Ada yang mengernyitkan alisnya, ada pula yang terlihat menghela nafas berat. Sebagian ada yang hanya tertegun sembari tajam menatap Erijadi Sulaiman dan Yusuf Reynoldi yang baru saja memberikan pengakuan bahwa mereka adalah pengidap HIV.

            Padahal sudah lebih dari 2 X 8 jam mereka bersama para peserta Pelatihan untuk Pelatih Penyuluh HIV/AIDS dan Adiksi, tapi baru saat itu status tersebut dibuka. Dan selama itu kedua trainer tersebut kerap saling bersentuhan dan berpelukan penuh keakraban dengan para peserta.

            “Gimana, masih ada yang jijik dengan pengidap HIV. Jijik dengan saya?,” tanya Eri.
Tak ada jawaban, hanya senyum yang tersungging karena semua orang yang ada di ruang kanan hall Gereja Bethany House of Glory (HoG) Sidoarjo itu telah tahu bahwa HIV tidak akan ditularkan melalui sentuhan kulit.

             Pelatihan yang terselenggara atas kerjasama Yayasan Generasi Bisa (Gerasa) Indonesia dan Yayasan Taruna Rajawali Sidoarjo tersebut mampu mengubah paradigma setiap peserta terhadap pengidap HIV/AIDS.

            Pelatihan yang disampaikan Erijadi dan Arnoldi itu juga mampu menghilangkan stigma negatif para peserta yang berasal dari unsur jemaat dan pekerja HoG terhadap pengidap HIV/AIDS.

            “Odha (Orang dengan HIV/AIDS-red) juga manusia yang perlu diperhatikan, mereka perlu didengar dan mendapat empati, bukan dijauhi apalagi didiskriminasi,” jelas Eri lagi.

            Selama Kamis hingga Sabtu, 13 – 15 Januari 2015 itu lebih dari 25 peserta tersebut mendapat banyak informasi tentang seluk beluk HIV/AIDS hingga mereka dianggap telah mampu dan siap membagikannya pada orang-orang disekitarnya.

            Tujuannya tentu saja untuk mencegah penularan HIV/AIDS sehingga tidak semakin banyak orang yang terinfeksi virus mematikan tersebut. “Silahkan pilih sendiri peran anda. Apakah di pencegahan atau di pendampingan pengidap HIV,” kata Direktur Operasional Gerasa Indonesia yang berlokasi di Denpasar – Bali tersebut.

              Sementara itu ketua Yayasan Taruna Rajawali Sidoarjo, Vera Niniek Suprapti mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti pelatihan ini dengan aksi nyata. “Kita akan bicarakan dulu sebelum menentukan bentuk kongkritnya seperti apa,” ujarnya.*lud