Jumat, 06 Februari 2015

Banyak Mujizat dalam Hidupku

Testimoni Mantan Pecandu Narkoba Dan Pengidap HIV

Meski dibesarkan dalam keluarga yang taat beribadah, namun Reynoldi justru terjerumus dalam jerat narkoba. “Bapak saya anggota TNI, sedang ibu adalah penginjil dan pendoa,” katanya dihadapan para peserta Pelatihan untuk Pelatih Penyuluh HIV/AIDS dan Adiksi di Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo, beberapa waktu lalu.
            Padahal awalnya, Noldy, begitu ia biasa dipanggil, adalah seorang yang tekun ke gereja, berdoa dan membaca firman Tuhan. “Sampai beberapa saat setelah ibu meninggal, saya masih rutin membaca Alkitab,” imbuhnya.
            Namun akhirnya ia tak bisa mengalahkan godaan si iblis berupa narkoba. “Waktu itu kakak saya juga sudah pake (narkoba-red). Hingga akhirnya ia menjadi pemakai obat-obatan terlarang jenis heroin.
            Kebiasaan barunya itu membuat terjerat. Setiap hari minimal ia harus menyuntik empat kali. Padahal heroin itu harus dibelinya dengan harga Rp. 300 ribu untuk sekali suntik, sementara ia mengaku tak memiliki pekerjaan tetap.
            Akibatnya, ia pun menjual barang-barang yang ada di rumahnya. “Yang di rumah habis, saya ngambil barang milik tetangga dan perbuatan kriminal lainnya. Pernah beberapa kali ketangkap polisi dan dipenjara,” akunya.
            Suatu saat. Noldy pun masuk ke panti rehabilitasi. Alih-alih sembuh dari ketergantungannya itu, ia justru divonis terpapar HIV akibat penggunaan jarus suntik heroin yang tidak steril lantaran dipakai bergantian dengan rekan-rekannya.
            “Hancur rasanya hidup saya. Waktu itu hanya ingin mati. Tapi banyak teman yang kemudian mendorong saya untuk bertobat dan menjalani pengobatan. Bahkan mereka juga mengajak saya aktif dalam komunitas anti HIV/AIDS dan narkoba,” jelasnya.
            Kini, Noldy telah benar-benar lahir baru. Selain menjadi aktivis di Badan Narkotika Nasional (BNN) Bali dan Yayasan Gerasa yang bergerak di bidang HIV/AIDS, ia juga menjadi penulis lepas di beberapa media massa di Bali.
            Di usianya yang telah menginjak 30 tahun itu, ia hidup berbahagia dengan istri dan seorang putranya. “Istri dan anak saya negatif. Ia sama sekali tidak mengidap HIV. Dan sejak awal menikah dulu, istri saya sudah tahu jika saya Odha. Tapi ia tetap mau menerima saya apa adanya,” ucapnya bangga.
Dijelaskannya, ada pola khusus yang bisa dilakukan untuk tetap bisa punya anak tanpa menginfeksi mereka. Namun itu harus melalui konsultasi dan pengawasan ketat dari tim dokter selama masa pembuahan, kehamilan, kelahiran hingga masa perawatan anak di masa awal.
“Puji Tuhan. Bagi saya ini adalah mujizat yang sangat luar biasa. Tuhan sangat baik pada saya meski saya begitu berdosa,” pungkas Noldy.*lud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar