Senin, 09 Februari 2015

BERUBAHLAH



Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global ini. Ada banyak punya tulisan para ahli lingkungan hidup yang memberikan solusi yang bisa diterapkan umat manusia untuk kembali menjalin persahabatan yang erat dengan alam.
Namun kuncinya bukan terletak pada bagaimana caranya, tapi tentang bagaimana kemauan kita mengubah pola hidup kita dan kebiasaan-kebiasaan kita yang dulunya justru merugikan alam semesta.
Jika kita tak mau berubah maka sia-sialah semua yang diucapkan. Hanya sebatas jargon-jargon atau seruan tanpa makna. Posisi alam akan tetap termarjinalkan alias terpinggirkan. Ia tetap menjadi obyek dan bukan subyek.
Jadi kata kuncinya adalah : BERUBAH. Kita bisa mulai langkah perubahan itu dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan sehari-hari. Tetapi jika semua umat di dunia melakukan hal-hal kecil itu maka efeknya akan menggunung. Dan kerusakan alam ini sedikit demi sedikit akan diperbaiki.
Inilah perubahan-perubahan kecil yang bisa kita lakukan :
1. Say No To Plastic
Adalah plastik, suatu material yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk alat pengemas, perabotan rumah tangga dan kantoran, hingga mainan anak-anak.
Jika kita lihat dari kegunaannya (misalnya sebagai alat pengemas barang belanjaan), tentu kantong plastik tersebut sangat bermanfaat. Selain memudahkan kita membawa barang belanjaan, karakteristiknya yang ringan dan kedap air pun membuat kita nyaman. Dan yang pasti, tempat belanja yang kita kunjungi hampir selalu memberikan plastik tersebut secara cuma-cuma.
Barang lain yang terbuat dari bahan plastik dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah botol kemasan air mineral. Coba kita hitung, berapa kali kita membeli minuman yang dikemas dalam botol plastik tiap minggunya? Belum lagi kegiatan-kegiatan di sekolah, kampus atau di lingkungan pemukiman kita yang selalu menyertakan minuman dalam kemasan sebagai bagian dari konsumsi.
The Body Shop menghitung di Indonesia hingga akhir 2003, penggunaan bahan plastik diperkirakan mencapai 2 juta ton. Adapun potensi limbahnya sekitar 80 persen atau 1,6 juta ton.
Tahu nggak berapa waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah botol plastik? Teknologi yang ada saat ini sudah begitu canggih, termasuk teknologi pembuatan botol plastik di pabrik-pabrik.
Saking canggihnya, mungkin hanya butuh hitungan jam saja untuk memproduksi ribuan botol plastik yang dipakai sebagai alat kemasan berbagai produk barang. Misalnya minuman, kecap, saos, sambal dan bermacam komoditas lainnya.
Tapi tahu nggak berapa waktu yang dibutuhkan bumi untuk menghancurkan produk-produk plastik itu. Plastik memerlukan waktu hingga 500 tahun untuk dapat terurai kembali? Dan ternyata, untuk membuat kemasan air minum berkapasitas 1 liter diperlukan 6 liter air! Lima liter air tersebut digunakan untuk mendinginkan kemasan botol selama dalam proses produksinya.
Jadi jika kita semua kerap menggunakan produk plastik dan kemudian dibuang begitu saja ke tong sampah, maka bumi kita akan menjadi kuburan ‘jenazah’ plastik abadi.
       Ketika coba dihancurkan dengan cara dibakar, maka jasad-jasad plastik itu akan berubah wujud menjadi asap berbahaya yang mengotori udara kita, merusak lapisan ozon dan meracuni tubuh kita akibat partikel-partikelnya yang masuk melalui jaringan pernafasan kita.
Jika kalian tak ingin plastik-plastik yang kita pakai bakal menjadi hantu yang menakutkan bagi bagi kehidupan manusia di masa mendatang, cobalah untuk mengurangi penggunaan alat-alat berbahan plastik untuk sekali pakai.
Untuk tempat bekal minum misalnya, kamu bisa pakai botol minuman yang bisa diisi ulang ketimbang tiap hari membeli air minum dalam kemasan. Selain ramah lingkungan, pasti juga lebih hemat khan.
Pun demikian dengan penggunaan tas plastik. Jika kamu berbelanja ke mini market, toko kelontong dekat rumah sebaiknya nggak usah minta tas plastik. Kantongi saja atau masukkan ke dalam tas, barang-barang yang kamu beli tadi.
Atau kalau kamu membeli barang dalam jumlah besar, setidaknya kamu bisa siapkan tas plastik lama dari rumah. Memang cara ini tak lazim. Kamu pasti akan jadi obyek perhatian orang lain ketika melakukan hal itu, tapi inilah pengorbanan yang harus dilakukan demi kelestarian lingkungan kita.
Syukur-syukur jika nantinya ada orang lain yang menanyakan alasanmu melakukan itu lalu akan tumbuh kesadaran dari dirinya sendiri yang berikutnya justru akan meniru caramu. Wah pasti asyik dong. Dengan begitu kamu layak mendapat gelar pelopor keselamatan lingkungan.

2. Sampahnya Dipilah Ya
Setiap orang pasti meng-hasilkan sampah. Nah sebagai pelopor keselamatan lingku-ngan kamu harus mampu menjadi contoh dan teladan bagi orang-orang disekitarmu dalam hal ini.
Caranya, kamu meski bisa mengurangi volume sampah-mu. Misalnya dengan mengha-biskan makanan yang ada di piringmu. Ambil porsi makan secukupnya, jangan berlebi-han. Kalau kamu punya banyak pilihan menu, maka ambillah yang kamu suka saja sehingga tak perlu ada sampah di piringmu.
Dengan begitu setidaknya kamu telah menghargai para petani yang telah bersusah payah menyediakan bahan pangan itu untukmu. Dan kamu juga menghargai jerih payah orang tuamu yang telah bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhanmu termasuk makanan.
Kurangi juga penggunaan bahan-bahan atau alat yang berpotensi menjadi sampah. Contoh gampangnya ya minuman dalam kemasan tadi. Atau produk-produk lainnya.
Tapi bagaimanapun pasti tetap akan ada sampah. Jangan salah, biarpun telah menjadi sampah, namun sebenarnya masih bisa diolah kembali. Kuncinya di konsep 3R yang akan kita pelajari dalam bab berikutnya.
Namun sebelum melakukan konsep 3R tadi, kita harus lebih dulu memilah sampah kita sendiri yang kemudian berlanjut ke sampah di rumah atau sekolah.
Siapkan tempat yang berbeda untuk menampung sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup seperti sisa makanan, rumput, daun-daun dan sebagainya. Sedangkan sampah non organik adalah sampah plastik, kaca, kertas, besi dan sebagainya.
 Dengan adanya pemilahan seperti ini maka akan lebih mudah mengelola sampah tersebut. Yang organik bisa diolah menjadi kompos, sedangkan yang an organik bisa didaur ulang atau dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan.
Kalau sudah begitu, maka tak akan ada sampah. Karena barang-barang bekas yang terbuang justru bisa jadi barang berharga yang mungkin bisa saja dijual dan menjadi sumber pendapatan. Mau nggak?

3. Bersepeda, Kenapa Nggak
Mungkin sekarang ini kamu mesti diantar mama, papa, saudara atau sopir ke sekolah. Memang enak sih, nggak capek. Apalagi kalau naik mobil pribadi, pasti lebih aman, nyaman dan lancar.
Tapi tahukah kamu bahwa yang kamu lakuin sekarang ini sama saja dengan merusak lingkungan. Soalnya asap yang dihembuskan lewat knalpot kendaraannya telah mengotori udara di sekitar kita.
Asap kendaraan bermotor yang mengandung Karbon Dioksida dan Metana yang menimbulkan efek rumah kaca. Belum lagi konsumsi bahan bakar juga telah membuat cadangan minyak kita semakin habis.
Kalau kebiasaan seperti itu nggak diubah, wah...bisa-bisa bumi kita makin rusak dan anak cucu kita nggak akan kebagian sumber  energi mineral itu. Dan kita akan disalahkan karena boros bahan bakar.
Makanya lebih baik mulai sekarang kita ubah pola penggunaan energi tersebut. Misalnya dengan menggunakan kendaraan energi dengkul seperti sepeda jika lokasi sekolah atau tempat kerja kita relatif dekat dengan rumah.
Selain menghemat energi dan bebas polusi, bersepeda juga akan membuat badan kita sehat. Jauh deh yang namanya kegemukan, asam urat, kencing manis, penyakit jantung, sesak nafas atau asma. Justru badan kita akan semakin bugar dan bentuk tubuh kita akan makin oke.
Tapi kalau sekolah kita jauh, bisa dong kita bareng-bareng dengan temen naik mobil antar jemput, kendaraan angkutan umum atau saling memberikan tebengan.
Kalau ini dijalankan pasti jumlah kendaraan yang beroperasi di jalanan akan semakin berkurang. Ujung-ujungnya tingkat kemacetan lalu lintas bisa kita kurangi. Dan yang terpenting kualitas udara kita juga makin sehat.

4. Yang Rutin Dong Servis Kendaraan Bermotornya
Kamu pasti nggak mau sepeda motor atau mobilmu ngadat gara-gara jarang diservis. Selain merepotkan juga pasti akan membuat kantong kita bolong karena biaya perbaikan jauh lebih besar ketimbang perawatan rutin.
Dan faktanya, kendaraan yang tidak terawat justru lebih boros penggunaan bahan bakar ketimbang yang kondisinya oke. Jadi dengan melakukan perawatan rutin kamu telah ikut menghemat eksploitasi minyak bumi.
Soalnya alam membutuhkan waktu jutaan tahun untuk menghasilkan salah satu bentuk sumber daya mineral itu. Sementara kita hanya butuh beberapa jam atau hari saja untuk menghabiskannya.
Karena itu merawat kendaraan bermotor juga harus diimbangi dengan perilaku yang hemat energi. Kurangilah pemakaian kendaraan bermotor itu sebisa mungkin dan menggantinya dengan pemakaian sepada atau jalan kaki seperti yang disampaikan sebelumnya.
Disisi lain, kendaraan yang tak terawat juga menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih berbahaya dan beracun. Kamu pasti sering lihat bis-bis atau truk tua yang menyemburkan asap hitam dari lubang knalpotnya.
Pasti nggak nyaman bagi orang-orang yang ada di belakangnya dan sudah tentu tak sehat pula bagi lingkungan kita. Kepulan asap hitam itu punya andil yang relatif besar melubangi lapisan ozon kita.
Meski pun itu bukan satu-satunya penyebab kerusakan lingkungan, tapi kalau itu bisa kita lakukan setidaknya kita telah sukses mengatasi satu masalah yang ada.

5. Bukalah Jendela Rumahmu
Suer, memang paling nyaman berada dalam ruangan yang ber-AC. Panasnya suhu udara di luar jadi nggak ngaruh. Tinggal tutup semua jendela, nyalakan lampu lalu pencet remote AC dan syur....hawa dinginnya akan langsung menyebar dan menyegarkan kulit.
Tapi kenyamanan itu bukannya tanpa efek samping lho. Yang pasti jika terlalu lama berada di dalam ruangan ber-AC maka kulit kamu akan kering. Ruangan jadi penuh dengan bakteri dan bikin kondisi kesehatanmu rentan terhadap penyakit.
Memang sih, ekses-ekses ini sudah diantisipasi dengan baik bahkan telah dimanfaatkan oleh sektor industri untuk menciptakan produk-produk tertentu.
Misalnya produk kecantikan yang menyediakan lotion anti kulit kering, atau produsen AC yang gembar-gembor mengklaim produknya mampu membunuh kuman dan bakteri yang ada di udara ruangan.
Tapi sebenarnya tak ada teknologi apapun yang mampu menyaingi kekuatan alam. Sinar matahari punya kekuatan yang jauh lebih dasyat membunuh kuman dan bakteri. Dan lagi terangnya bisa menggantikan sinar lampu.
Disisi lain sirkulasi udara yang keluar masuk melalui jendela juga lebih sehat bagi tubuh kita serta tak membuat kulit kering. Jadi nggak perlu lah beli lotion-lotion segala dan lainnya, termasuk hemat biaya listrik.

6. Matikan Yang Nggak Perlu
Tahu nggak, hampir 40 persen emisi karbon yang mengotori langit kita dihasilkan oleh sektor ketenagalistrikan. Semakin tinggi konsumsi listrik maka semakin tinggi pula emisi karbon yang dihasilkan dari pembangkit listrik, karena 60 persen menggunakan bahan bakar fosil.
Sementara pembakaran bahan bakar fosil adalah penyebab utama terjadinya pemanasan global, yang berdampak pada meningkatnya suhu bumi secara global.
Karena itu mulai sekarang kita harus lakukan penghematan listrik. Bukan sekadar untuk mengurangi pengeluaran bulanan semata, tapi untuk mengatasi masalah kurangnya pasokan listrik yang belum bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia, serta adanya ancaman pemanasan global.
Data yang ada menyebutkan sekitar 45 persen penduduk Indonesia belum dapat menikmati listrik sampai saat ini. Karena itu sangatlah tak pantas kalau kita yang sudah menikmatinya justru berlaku boros tanpa mau menyadari bahwa listrik adalah komoditas yang terbatas dan selayaknya dapat dinikmati seluruh Indonesia masyarakat Indonesia.
Permintaan listrik yang kian meningkat dan boros, sementara kapasitas pembangkit listrik yang ada terbatas mengakibatkan terjadinya pemadaman bergilir.
Kegiatan edukasi publik tentang pentingnya penggunaan listrik secara efisien, seperti menghemat listrik dan penggunaan peralatan elektronik dengan daya kecil (watt) dengan kualitas yang baik perlu terus dilakukan dengan sasaran berbagai kelompok, termasuk kelompok anak-anak dan anak muda.
Caranya gampang saja. Intinya adalah penggunaan listrik secara efektif dan seefisien mungkin. Misalnya matikan lampu yang nggak perlu. Juga jangan tinggalkan laptopmu, AC di kamarmu, TV, Radio, DVD Player dan alat elektronik lainnya menyala terus tanpa dipergunakan.

7. Kurangi Makan Junk Food
Sebagian diantaran kalian pasti senang nongkrong di restoran fast food. Selain desain ruangnya yang nyaman untuk makan plus ngobrol, makanan yang disajikan juga beragam dan relatif enak.
Ada beragam jenis dan nama untuk menu burger. Pun demikian dengan sajian dari ayam serta berbagai resep berbahan dasar daging sapi yang kaya rasa dan variasi. Uh asyik dong...
Tapi kamu tahu nggak. Makanan-makanan bergenre cepat saji seperti itu ternyata juga punya nama lain. Yaitu junk food alias makanan sampah. Kok ngeri banget ya...
Gini lho ceritanya. Mengkonsumsi terlalu banyak makanan cepat saji (fast food) bisa bikin badan kamu jadi guendut. Selain itu jenis makanan ini ternyata juga bisa mengikis kemampuan otak alias menurunkan kecerdasan.
Dan lagi, memakan terlalu banyak daging-daging hewan, khususnya yang dihasilkan industri peternakan modern yang dilakukan di negara-negara Eropa dan Amerika juga menjadi faktor utama penyebab global warming.
Jadi kalau kalian memang benar-benar cinta pada bumi yang indah ciptaan Tuhan ini, mestinya mau dong mengurangi makan fast food atau junk food. Tempe, tahu, jamur atau ikan laut juga enak kok dijadikan lauk.
Kebayang khan enaknya Gurami asam manis, lele goreng, pepes ikan mas, bandeng bakar, gulai kepiting, siomay udang atau oseng-oseng tahu tempe. Gizinya juga nggak kalah dibandingkan dengan produk hewani.
Berubahlah! apalah artinya mengganti sepotong beef burger dengan seekor ikan laut/tawar bila hal ini berhubungan langsung dengan keselamatan lingkungan hidup kita.
(Luddy Eko Pramono, Buku Cintai Tanahmu : Kasihi Airmu)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar