Senin, 12 Januari 2015

Smartphone, Si Canggih yang Bisa Menyesatkan

Di abad ke 21 ini, semuanya sudah menggunakan teknologi terbaru. Sudah bukan lagi masanya TV tabung, hampir semuanya sudah berganti dengan LCD atau LED. Juga tak akan terdengar lagi suara ketukan mesin ketik, karena semua kantor sudah menggunakan computer, baik yang PC maupun laptop. Kejayaan handphone poliponic juga sudah tergusur oleh lahirnya generasi terbaru teknologi komunikasi yang super canggih.

Revolusi teknologi itu membuat manusia termudahkan pekerjaannya. Terutama oleh sebuah alat bernama smartphone. Bukan bentuk alatnya, tapi fitur-fiturnya yang memanjakan penggunanya. Misalnya Blackberry messager, Whatsapp, Kakao Talk, Instagram dan lainnya.
            Tak perlu lagi buka laptop plus modem untuk sekedar mengecek email, baca e-news atau bahkan melakukan transaksi perbankan. Cukup aktifkan koneksi internet smartphone dan pekerjaan-pekerjaan itu bisa beres seketika. 
Dengan menggunakan smartphone, kita juga bisa melakukan aktifitas berjejaring sosial dengan teman, saudara atau rekan bisnis, dimana saja dan kapan saja. Bahkan kini banyak orang yang memanfaatkan media sosial tersebut menjadi onlineshop yang menguntungkan karena bisa dilakukan dengan modal minimal.
Saat ini, hampir sepertiga jumlah penduduk di dunia sudah memiliki smartphone. Mereka rata-rata menggunakannya 150 kali sehari. Wajar saja, pasalnya ponsel cerdas seperti Android, iPhone, Windows Phone atau BlackBerry, adalah komputer mini yang bisa melakukan banyak hal.
Tapi tidak selamanya sesuatu yang canggih selalu positif. Begitu pula dengan smartphone atau gadget yang akhirnya justru menimbulkan efek negatif. Kecanggihan alat komunikasi nirkabel ini mampu membuat penggunanya teradiksi atau kecanduan.
Kita sendiri contohnya, berapa paling lama waktu yang dapat kita lewatkan tanpa penggunaan smartphone atau gadget? Bahkan rasanya sehari pun sulit. Seperti ada yang hilang dari diri kita. Penggunaan smartphone atau handphone yang berlebihan inilah yang kemudian menimbulkan sisi negatif pada kemajuan teknologi smartphone atau gadget saat ini.
Sekarang bandingkan, berapa lama anda bisa lewatkan tanpa berdoa dan membaca Alkitab. Sehari, dua hari, sepekan atau bahkan lebih dari itu. Jika jawabnya adalah ya, inilah saatnya untuk kita berhenti sejenak dan merenung.
“Ya itulah masalahnya. Tanpa disadari, jiwa kita sudah tak lagi merdeka gara-gara gadget dan smartphone. Ia membelenggu manusia oleh kecanggihannya sehingga setiap orang merasa sangat membutuhkannya setiap saat,” jelas DR. Willy Josep Chandra.
Padahal semestinya, lanjutnya, setiap orang harusnya menempatkan Tuhan pada prioritas utama hidupnya. “Tapi faktanya, banyak orang yang merasa biasa saja saat tersadar kalau mereka lupa berdoa pagi ini. Tapi mereka justru bingung setengah mati gara-gara lupa membawa HP-nya saat keluar rumah,” katanya.
Menurut bapak dari tiga orang anak itu, kecenderungan perilaku seperti itu sama halnya dengan mengingkari Perintah Tuhan yang pertama, ‘Jangan ada padamu, allah lain dihadapan Ku’. (Kel 20 : 3)
Dalam hal ini, gadget termasuk smartphone telah menjadi berhala yang mengalihkan pandangan umat dari wajah Tuhan. Bahkan ada juga jemaat yang tetap asyik mengutak-atik HP-nya saat duduk di dalam gereja.
Perbuatan seperti inilah yang menduka-citakan Tuhan. “Ingat, Ia adalah Allah yang pencemburu dan tak mau diduakan sebagaimana yang tertulis dalam Ulangan 6:15 (Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi.),” tandas Gembala Gereja House of Glory Sidoarjo itu.
Meski begitu, bukan berarti ia melarang jemaatnya menggunakan smartphone atau produk gadget lainnya. Smartphone tidak bisa disalahkan karena membantu kita untuk mengakses informasi lebih cepat. Tapi kita harus bijak menggunakannya.

“Gadget dan Smartphone adalah ciptakan manusia. Karena itu kita yang harus mengendalikannya sesuai dengan kebutuhan, bukan sebaliknya, teknologi itu yang justru mengendalikan kita,” katanya lagi.*lud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar