Rabu, 16 Mei 2018

Nabi Hosea (bag 2)


Nubuatan Melalui Kehidupan Keluarga

Untuk menyatakan pengajaranNya, Tuhan menyuruh Hosea menikahi pelacur bernama Gomer. Dalam pernikahan itu keduanya memiliki tiga orang anak yang diberi nama-nama simbolis, yaitu Yizreel (Hos 1 : 4), Lo-Ruhama (Hos 1 : 6), dan Lo-Ami (Hos 1 : 9).
Peristiwa Hosea harus menikahi perempuan sundal dan memiliki anak darinya, ingin menunjukkan bahwa bangsa Israel dianggap sebagai bangsa keturunan sundal yang tidak pantas disayangi dan dijadikan bangsa pilihan.
Kehidupan keluarga Hosea ini sekaligus sebagai perumpamaan dari hubungan ‘perselingkuhan’ yang dilakukan Israel dengan dewa-dewa Baal. Nama anak-anaknya membuat kehidupan keluarga Hosea seperti nubuat berjalan tentang keruntuhan dinasti yang berkuasa dan perjanjian yang rusak dengan Allah.
Hal ini mengisyaratkan kepada Israel sebagai bangsa yang dipilih oleh ikatan perjanjiannya dengan Tuhan, bahwa mereka sebenarnya pantas mendapat hukuman, tetapi kasih Tuhan menyelamatkan.
Perbuatan Hosea yang selalu mengampuni istrinya yang tidak setia itu merupakan isyarat bagi Israel, bahwa Tuhan begitu mengasihi dan selalu menyediakan ampunanNya bagi bangsa yang berzinah itu.
Karya kasih Tuhan itu cuma-cuma sebagai bentuk kasih karunia dan belas kasihan kepada umat pilihannya. Hosea ingin menunjukkan bahwa prakarsa penebusan dan pengampunan itu berasal dari Allah kepada umatnya.
Hosea seringkali dilihat sebagai ‘nabi yang menubuatkan kehancuran’, namun dibalik pesan kehancurannya terdapat janji keselamatan bagi Israel (Hosea 14:2-9).
Hosea sangat menekankan bahwa hanya kasih setia dan belas kasihan Allah yang dapat mendatangkan anugerah bagi bangsa Israel. Namun, dosa membuat bangsa Israel mengalami hukuman dari Allah, yaitu hukuman yang bertujuan untuk mendisiplinkan umat.
Menurut Hosea hal ini terjadi, sebab Israel tidak sungguh-sungguh mengenal, memahami dan melakukan kehendak Allah. Hosea pun menekankan bahwa pertobatan merupakan hal yang sukar untuk dilakukan, sebab seseorang mungkin saja terjebak pada pertobatan formalitas.*Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar