Kamis, 10 Mei 2018

Nabi Hosea (bag 1)



Ajak Israel Pulang ke Pelukan Allah

Hosea adalah salah seorang dari keduabelas nabi kecil dalam Perjanjian Lama. Alkitab menyebutnya sebagai putra dari Beeri (Hos 1:1), warga kerajaan Israel. Dalam bahasa Ibrani, nama Hosea berarti ‘Keselamatan’.
Hosea melaksanakan tugasnya sebagai nabi sekitar tahun 750 SM. Ia berkarya pada masa yang sama dengan Amos dan Yesaya, yaitu sekitar zaman Raja Yerobeam II yang memerintah Kerajaan Israel pada kurun waktu 783-743 SM.
Kemungkinan besar, ia ikut mengalami perang Siro-Efraim tahun 725 SM. Ia pun mengalami masa-masa kekacauan menjelang kehancuran kerajaan dan kemungkinan pada saat peristiwa kehancuran Samaria pada tahun 722 SM.
Tanda-tanda kehancuran itu telah nampak ketika banyak ibadah umat Israel hanya bersifat lahiriah, pemujaan terhadap berhala, ketidakpercayaan pada Allah, kekejaman, dan pembunuhan.
Tradisi Gereja dan juga sejarahwan Alkitab menyebutnya sebagai penulis Kitab Hosea. Kitab ini berisi nubuatan yang berlangsung mulai tahun 785 -725 SM. Sementara Kitab Hosea sendiri diperkirakan ditulis antara tahun 755 - 725 SM.
Dalam menjalankan tugasnya, dasar pewartaan Hosea adalah kasih Allah terhadap umat dan harapan agar Israel tetap menghayati kasih Allah yang telah membebaskan mereka dari Mesir.
Dalam masa karyanya, ia mengecam pelanggaran keadilan dan penindasan bagi kaum tersingkir, menunjukkan bagaimana Israel melanggar perjanjian dengan Tuhan, dan ia menyerukan agar Israel kembali setia pada perjanjian mereka dengan Allah.
Hosea sangat peka terhadap kondisi politik dan dengan tajam menyelidiki dampak-dampaknya. Pesan Allah ia wartakan dengan menggunakan gaya bahasa yang beragam, baik pujian, kutukan, nuansa pengadilan, dan tentu perumpamaan.
*bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar