Jumat, 04 Mei 2018

J A N J I



Oleh: WIEN DS

Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa Tuhan,ALLAHmu, DIAlah ALLAH yang setia yang memegang perjanjian dan kasih setia NYA terhadap orang yang kasih kepadaNYA dan berpegang pada perintahNYA, sampai kepada beribu ribu keturunan. (ULANGAN 7 : 9)

Dalam kehidupan ini, setiap manusia tentu pernah mengucapkan sebuah janji. Entah itu janji yang diucapkan dalam konteks hubungan pertemanan, hubungan bisnis, bahkan hubungan dalam perkawinan.
Janji diucapkan untuk meyakinkan lawan bicara atau pasangan agar percaya bahwa akan terjadi sesuai yang telah direncanakan dan disepakati oleh pihak pihak yang terikat didalamnya.
Sepasang kekasih yang akan memasuki mahligai rumah tangga, akan berjanji didepan altar gereja untuk  saling  menjaga kesucian cinta mereka dan akan saling setia sampai maut memisahkan keduanya.
Dalam hubungan bisnis, para pebisnis akan membuat kesepakatan kesepakatan tertulis yang mengandung janji didalamnya untuk saling memenuhi hak dan kewajibannya.
Saat pengangkatan sumpah yang dilakukan oleh para negarawan atau orang orang yang duduk dipemerintahan, di dalamnya juga mengandung janji untuk mengemban amanat/tugas yang diberikan. 
Di keseharian pun kata kata janji kerap sekali diucapkan meski hanya dalam moment moment kecil, seperti janji bertemu, janji memberi sesuatu, janji mengantarkan, janji mengunjungi dan masih banyak lagi.
Dari janji itulah, tentunya pihak pihak yang terikat didalamnya mengharap untuk ditepati sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan oleh sebuah janji. Begitu kira kira.
Namun yang sering terjadi, ada berapa janji yang sudah ditepati dan ada berapa pula janji yang sudah diingkari?...
Banyak mahligai rumahtangga porak poranda karena janji kudus pernikahan tidak ditepati, ada banyak bisnis bisnis besar gagal total dan perusahaan perusahaan gulung tikar karena pengingkaran sebuah janji. Kalau semakin kesini semakin banyak kasus kasus korupsi yang merugikan negara, salah satunya adalah tidak ditepatinya janji untuk mengemban  tugas mulia kenegaraan.
Dalam hubungan keseharian pun, pertemanan dan persahabatan kerap renggang  hanya karena janji yang diingkari bahkan cenderung diremehkan. Mau satu pihak atau semua pihak yang tidak menepati janji tentu ujung ujungnya pasti berakhir “selesai”/ “tidak bagus”/”tidak bertahan lama”.
Dan pastinya ada pihak yang merasa tersakiti karena merasa telah diingkari . Kesimpulannya, jika tidak ada komitmen dan kesetiaan menjalankan sebuah janji, maka apapun jenis hubungannya tidak akan bisa harmonis. Bahkan cenderung hancur.
Lalu bagaimana dengan hubungan manusia danTUHAN, manusia dengan  Khaliknya? Ada berapa janji  yang sudah dibuat dengan DIA? Dan sejauh ini, seberapa banyak yang sudah ditepati dan berapa yang belum ditepati?
Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kita sering menagih janji janji TUHAN, tapi juga sekaligus memberi janji janji manis kepadaNYA.  Terlebih saat berada dalam lembah kekelaman (dalam masalah, sakit penyakit atau pergumulan hidup).
Dalam doa yang dinaikkan padaNYA, kita sering menagih janji TUHAN…tentang pertolonganNYA…..dan kita juga beberapa kali memberi janji pada  TUHAN ,bahwasanya nanti  jika TUHAN sudah melewatkan dari gunung persoalan, kita  berjanji akan menjadi hamba yang setia dan taat , akan bertobat, akan bertekun dalam hadiratNYA, akan melayani, akan bla….bla….bla….
Namun, kenyataannya, janji pada TUHAN menjadi sering kita ingkari atau minimal kita sepelekan. Contohnya, hanya karena hujan, membuat janji kita untuk datang beribadah jadi batal.
Karena hujan, pelayanan sering terabaikan, atau karena mengantuk, jadi tidak sempat untuk berdoa sebelum tidur, dan masih banyak alasan alasan klasik yang intinya, janji hanya tinggal janji.
Acapkali manusia menuntut agar TUHAN segera menggenapi janjiNYA, namun sebaliknya, ketika sudah tergenapi, sudahkah janji janji kita pada TUHAN itu, kita tepati? Atau  sebaliknya, justru TUHAN  hanya mendapatkan janji janji manis dari manusia? CiptaanNYA yang paling berharga?  
Dari dulu, sekarang dan sampai selama lamanya, TUHAN tidak pernah mengingkari janji janji yang sudah dibuatNYA. Penyertaan, pemeliharaan dan pertolonganNYA tetap terjadi atas kita….(Yesaya 41:13).
Apapun yang TUHAN ijinkan terjadi dalam hidup orang percaya, senyatanya DIA akan tetap menyertai dan tidak membiarkan sampai tergeletak. Itu janjiNYA (Mazmur 37;24). Janji janjiNYA besar dan semua digenapi tepat pada waktuNYA,dan sesuai rencanaNYA.
Perihal janji, adalah sesuatu yang tidak bisa dipandang remeh, dan bagi manusia memang bukan perkara yang mudah untuk dapat menepatinya. Baik terhadap sesamanya dan   terutama pada DIA yang lebih dulu memberi teladan dalam memegang teguh janji setiaNYA.
Janji bukan untuk diobral atau seperti angin yang begitu cepat berhembus lalu hilang begitu saja. Dan menepati janji bukan hanya bicara soal kewajiban, melainkan sebuah langkah positif dalam membangun kepercayaan. Saat harus mengutarakan sebuah janji, tanamkan dalam diri untuk bisa dan harus menepatinya. Jangan karena janji yang tidak ditepati membuat rusak segalanya.
Terhadap DIA Sang Khalik, hendaknya setiap janji kita menjadi sebuah pertanggung jawaban yang siap untuk dipersembahkan pada saat DIA benar benar datang untuk kedua kalinya.  Janji dalam pertobatan, janji dalam pelayanan, janji untuk bertekun dalam doa, janji mematuhi segala perintahNYA, dan sebagainya.
Dan, sebelum menuntut janji TUHAN, tanyakan pada diri kita, ada berapa janji kita yang sudah/belum kita tepati? Jika belum, selagi ada waktu dan kesempatan, tepati janji dan bersiaplah pula untuk menerima penggenapan janjiNYA  yang selalu tepat  waktu  dan pasti indah sesuai rencanaNYA. Karena DIA,TUHAN yang tidak sekalipun mengingkari janji. TUHAN MEMBERKATI.*      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar