Sabtu, 05 Januari 2019

Novel Sejarah Bersambung - Sinopsis


Mereka Yang Terkhianati
Kisah Para Arya Utama Singhasari
Sebuah Novel Karya Djaludieko Pramono


SINOPSIS
Kisah ini bermula saat kerajaan Tumapel yang beribukota di Singhasari hancur lebur usai diserang oleh Jayakatwang, raja bawahan yang berkedudukan di Gegelang. Kekalahan ini dipicu oleh melemahnya kekuatan kerajaan yang didirikan oleh Rajasa Sang Girinathaputra lantaran sebagian besar laskarnya tengah melakukan invasi ke Swarnadwipa dan Bali.
Serangan yang terjadi pada 1292 itu bukan hanya meluluhlantakkan istana Tumapel namun juga menewaskan Raja Kertanegara beserta seluruh pejabat tinggi kerajaan. Akibatnya pusat kekuasaan di Jawa pun beralih ke tangan Jayakatwang yang kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Dhaha atau Kadhiri.
Namun diantara keluarga kerajaan, masih ada seorang pangeran yang tersisa. Ia adalah Dyah Nararya Sangramawijaya atau Dyah Wijaya bersama sembilan arya utama Singhasari. Mereka adalah Nambi, Lembu Sora, Gajah Pagon, Mahesa Wagal, Pamandana, Wirota Wirogati, Banyak Kapuk, Medang Dangdi dan Lembu Kepetengan.
Mereka terus berjuang hingga akhirnya terdesak dan memilih lari mencari perlindungan ke kadipaten Songeneb yang dipimpin Arya Wiraraja. Hingga akhirnya diaturlah siasat untuk membalaskan dendam kesumat Dyah Wijaya dengan bantuan bala tentara dari Madura yang dipimpin putra Wiraraja sendiri, yakni Arya Adhikara alias Lawe.
Setelah melalui proses perjuangan yang cukup panjang, akhirnya Sangramawijaya dan pasukannya yang dibantu bala tentara dari Mongolia berhasil menggulingkan tahta Jayakatwang.
Di puncak kejayaan, Sangramawijaya akhirnya mengukuhkan dirinya sebagai penguasa baru di tanah Jawa di bawah bendera Majapahit. Dan sebagai balas jasa pada rekan-rekan seperjuangannya, ia pun menempatkan mereka di beberapa jabatan penting dalam organisasi pemerintahan kerajaan baru tersebut.
Namun justru disinilah titik balik sejarah kehidupan para arya utama Singhasari itu. Satu persatu dari mereka menemui ajalnya dengan predikat yang begitu rendah, pemberontak. Padahal sebenarnya mereka hanya korban permainan tangan-tangan kotor yang ingin merebut kedudukan tertinggi di kerajaan tersebut.
Dimulai dari Lawe, lalu Lembu Sora pun tersingkirkan. Di generasi pemerintahan selanjutnya giliran Nambi dan  sebagian besar arya utama yang tersisa yang disapu habis oleh bala tentara Majapahit pimpinan Raja Jayanegara, putra Sangramawijaya.
Semuanya?, ternyata tidak. Ada beberapa arya yang tersisa setelah memilih untuk meninggalkan istana. Bahkan anak turunnyalah yang nantinya justru menjadi ikon kejayaan Majapahit  di masa pemerintahan Hayam Wuruk.
Kisah ini bukanlah fakta sejarah, namun sebuah karya fiksi yang mengambil sebagian peristiwa penting dibalik perjalanan kerajaan Majapahit. Sebuah kisah perjuangan yang tidak sekedar mengedepankan heroisme yang berkalang keringat dan darah, namun juga pergulatan batin, siasat, romantisme serta dedikasi tinggi yang justru disikapi dengan berbagai intrik politik hingga menjadikan mereka sebagai para pahlawan yang terkhianati.*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar