Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk
penaklukan Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan
angkatan Israel yang baru tentang :
(1) perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
(2) kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk
beriman dan taat, dan
(3) perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada
Tuhan, hidup di dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan
segenap hati, jiwa, dan kekuatan mereka.
(1) pengantar (Ul 1:1-5);
(2) pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ul 1:6-4:43);
(3) syarat-syarat utama (Ul 4:44-26:19);
(4) berbagai kutukan dan berkat (Ul 27:1-30:20); dan
(5) berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian
itu (Ul 31:1-33:39).
Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas
kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga
amanat yang bersemangat.
(1) Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan
kegagalan Israel sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu
untuk takut akan Allah dan taat kepada-Nya (Ul 1:6-4:43).
(2) Amanat Musa yang kedua mengulas dan menerapkan banyak
hukum perjanjian berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat,
penyembahan, kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta
benda, kebejatan seks, perlakuan
hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman (Ul 4:44-26:19).
(3) Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan
kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka
(Ul 27:1-30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa
sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa (Ul 31:1-34:12). *bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar