Nabi
untuk Para Tawanan
Sejak
tahun 598 SM Yerusalem diduduki oleh bangsa-bangsa lain. Tembok kota
diruntuhkan, rumah-rumah dibakar, Bait Allah dihancurkan tentara Babilonia, dan
beberapa orang yang terbaik dipenjara dan dibuang sebagai tawanan di seberang
sungai Kebar.
Mereka
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil dan kerajaan Babel sengaja membiarkan
orang-orang Israel memelihara jati diri bangsa mereka. Dan orang-orang buangan
itu membangun rumah, menanam pohon anggur dan membina keterampilan agar mereka merasa
nyaman dengan keadaan yang barunya.
Lalu
pada sekitar 593 SM Tuhan menunjuk seorang Imam bernama Yehezkiel bin Busi
sebagai nabi yang menjadi perantara sabdaNya pada seluruh umat Israel yang
hidup di daerah buangan. Saat itu usia Yehezkiel (yang berarti Tuhan Menguatkan)
baru 30 tahun (Yeh 1 : 1).
Bahkan
ada pula yang menyebutnya telah mengalami gangguan jiwa. Apalagi saat itu
istrinya meninggal secara mendadak. Padahal kejadian itu merupakan karya Allah
sebagai salah satu tanda bagi Israel.
Wahyu
pengutusan untuk Yehezkiel cukup jelasTuhan memakai dia dengan cara yang luar
biasa untuk memberitakan pesan-pesanNya diantara para tawanan. Dia akan
melayani sebagai pengawas selama hari- hari yang gelap di pembuangan.
Betapa
besar tanggung jawab yang Allah letakkan padanya. Yehezkiel tahu bahwa dia diperintah
untuk mengingatkan umat Israel atas kesalahan mereka, sebagaimana FirmanNya
dalam Yeh 3 : 18 – 19.
,
"dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk
memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup,
orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut
pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu."
Kalau
Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! --dan engkau tidak
memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat
itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati
dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya
dari padamu.
Tetapi
jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari
kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya,
tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.”
Dan
firman ini juga berlaku untuk kita. Kita harus menjadi saksiNya untuk
menyampaikan kabar kesukaan pada orang-orang yang sesat. Ribuan jiwa akan mati
tanpa Yesus.
Kiranya
Allah memakai kita untuk menyampaikan pesan tentang hidup yang kekal dalam
Yesus Kristus. Bagaimana kita bisa bersikap acuh dan malas dalam terang
firman-firman ini?*
Luddy
Eko P.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar