Nabi
Yang Berduka Cita
Yeremia
adalah salah satu nabi perjanjian lama yang berkarya sebelum bangsa Israel
(Kerajaan Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel. Ia diyakini
sebagai penulis atau narasumber Kitab Yeremia serta Kitab Ratapan.
Yeremia
lahir di Anatot sekitar tahun 645 SM. Ia melakukan tugasnya sebagai nabi selama
pemerintahan lima raja Yehuda, yaitu pada masa raja Yosia, Yoahas, Yoyakim,
Yoyakhin dan Zedekia.
Yeremia
dipanggil untuk menjadi nabi sejak dia masih muda yaitu pada tahun ke-13 masa
pemerintahan Raja Yosia (628 BC). Dia meninggalkan kampung halamannya dan pergi
ke Yerusalem dan mendampingi Raja Yosia di dalam reformasinya.
Setelah
mendengarnya, Yosia sangat sedih karena ternyata dia dan rakyat Israel telah
banyak melanggar perintah Tuhan itu. Maka, dia kemudian melakukan reformasi,
yaitu mengajak seluruh rakyatnya kembali melakukan perintah Tuhan seperti yang
tertulis di dalam kitab Taurat.
Yeremia
dikenal sebagai ‘nabi yang berduka cita’. Ketika ia menerima perintah Allah
untuk pergi kepada bangsa Israel, kepadanya juga dikatakan, “Engkau akan
berbicara kepada mereka, tetapi mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu.”
Yeremia
terus memperingati orang israel agar kembali kepada Allah, namun tidak ada yang
mendengarkannya. Dia masih hidup ketika Nebukadnezar II dari kerajaan Babilon
mengalahkan Yerusalem (588 BC). Kekalahan itu sebelumnya telah dikatakan oleh
Yeremia.
Selama
40 tahun ia memberitakan Firman Tuhan kepada lima raja Yehuda, yaitu Yosia,
Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Namun selama itu tidak ada yang mendengarkan
perkataannya, bahkan dia sempat dituduh berkhianat dan dihukum.
Ketika
Yerusalem dikalahkan oleh Babilon, raja Nebukadnezer membebaskan Yeremia dan
Yermia tinggal di Mizpa membantu gubenur Yehuda, Gedalya. Namun ketika Gedalya
dibunuh, ia mengungsi ke Mesir. Yeremia diperkirakan meninggal karena dirajam
batu di Mesir saat usianya 61 tahun.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar