Sebuah
perusahaan telekomunikasi di Italia sedang mencari satu tenaga teknis untuk
menangani salah satu departemen di perusahaan tersebut. Begitu banyak yang
datang melamar karena posisinya cukup bagus. Dan lagi perusahaan itu juga
menjanjikan pendapatan bulanan yang lumayan besar.
Berikutnya,
tim rekruitmen mulai melakukan seleksi dan serangkaian tes untuk mendapatkan
calon pegawai yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Di bagian akhir,
setiap pelamar yang tersisa diberi pekerjaan rumah. Setiap orang diberi
semangkok bibit kacang hijau untuk disemaikan.
Nantinya,
mereka harus membawa hasil penyemaian bibit kacang hijau tersebut ke
perusahaan. Menurut tim seleksi, hasil penyemaian tersebut akan menentukan
siapa diantara pelamar tersebut yang akan diterima.
Dan
sesuai batas waktu yang telah ditetapkan, para pelamar itu datang lagi ke
perusahaan tersebut. Hampir semua pelamar dengan bangga memamerkan bibit kacang
hijau yang telah bertumbuh segar.
Setelah
diabsensi ternyata ada satu orang pelamar yang tidak hadir. Lalu sang manager
perusahaan menelpon pelamar itu dan menanyakan alasan ketidak-hadirannya.
Dengan
penuh penyesalan serta rasa bersalah orang tersebut mengatakan bahwa bibit yang
diberikan itu hingga saat ini belum bertumbuh pada hal ia sudah berusaha dengan
memberi air yang cukup bahkan pupuk.
“Aku
berpikir bahwa aku telah gagal memenuhi tugas tersebut, sehingga aku merasa
tidak perlu datang. Mohon maafkan saya dan terima kasih telah diberi
kesempatan,” katanya. Ternyata, sang manager menyatakan bahwa ia diterima dan
diminta segera datang ke perusahaan.
Disebutkannya,
bibit kacang hijau yang dibagikan pada para peserta itu telah diproses sedemikian
rupa agar tak bisa bertumbuh. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan calon pegawai
yang jujur. “Inilah prinsip kami, nilai moral dalam pekerjaan lebih ditinggikan
ketimbang keberhasilan dalam bekerja,” ujar sang manager.
Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,(Amsal 2 : 7)
sumber
: http://inspirasikristen.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar