JIKA musim hujan sudah
tiba, maka kita pasti suguhi informasi tentang bencana-bencana alam yang
terjadi di seluruh penjuru negeri bahkan dari luar negeri. Beritanya pasti
tentang banjir dan tanah longsor yang memakan korban harta benda bahkan nyawa
manusia.
Tahu nggak, semua bencana itu terjadi akibat
kejahatan kita terhadap alam, khususnya pepohonan. Lantaran dengan seenaknya
menebang pohon, hutan-hutanpun jadi gundul, lahan di lereng pegunungan jadi
melompong.
Akibatnya dengan enak saja air hujan yang
turun langsung meluncur kebawah sambil membawa partikel-partikel tanah di
sepanjang alur yang dilaluinya. Pada akhirnya, kerapnya bencana banjir dan
tanah longsor ini akan berdampak serius terhadap kondisi perekonomian masyarakat.
Penebangan pohon berskala besar yang terjadi
terus-menerus menyebabkan terganggunya fungsi hutan sebagai penyimpan air
tanah. Akibatnya banyak sumber mata air yang rusak dan mengering.
Parahnya lagi, pola pertanian yang
dikembangkan juga semata-mata berorientasi pada hasil. Air sebatas digunakan
sebagai sarana produksi dan kurang diperhatikan bagaimana melestarikan
keberadaannya. Sumber daya alam digunakan secara eksploitatif tanpa
mempertimbangkan keseimbangan ekologi.
Data yang dirilis salah satu LSM Lingkungan
di Indonesia menyebutkan sejak tahun 1995 lalu Pulau Jawa telah mengalami
defisit air sebanyak 32,3 miliar meter kubik setiap tahunnya.
Fakta itu sungguh menyedihkan. Pasalnya air
memiliki peran besar dalam sejarah peradaban manusia. Ilmu pengetahuan
menguak misteri bahwa air adalah salah satu zat terpenting yang membentuk awal
kehidupan.
Oleh karena itu, mulai saat ini perlu
dilakukan penyadaran atas seluk beluk air. Termasuk pembangunan sarana dan
prasarana fisik sebagai model pengelolaan air dan pertanian yang ekologis dan
berkelanjutan.
Sebatang Sejiwa
Tak
ada cara lain untuk menyelamatkan sumber-sumber mata air kita selain dengan
menjaga lingkungan di sekitarnya tetap rindang oleh rimbunnya dedaunan. Itu
berarti harus semakin banyak pohon yang ditanam kembali. Ruang-ruang kosong,
khususnya di areal rawan mesti dihijaukan kembali.
Saat ini pemerintah tengah menggelar gerakan
penghijauan (gerhan) berupa penanaman satu juta pohon. Aksi ini kemudian
dilanjutkan dengan program tanam sebatang untuk tiap-tiap jiwa.
Semuanya dilakukan untuk menjaga keseimbangan
alam termasuk menjaga kelestarian sumber-sumber mata air. Langkah ini juga
dinilai sangat efektif untuk mencegah terjadinya banjir pada musim hujan dan
kekeringan saat kemarau.
Di sekitar sungai juga harus ada penghijauan
agar siklus air dapat terjaga. Sebab, akar pepohonan pada musim hujan akan
menyerap air secara maksimal dan mengeluarkannya secara perlahan saat kemarau.
Bukan hanya di kawasan hutan atau desa,
penanaman kembali pepohonan juga mesti dilakukan di daerah perkotaan, termasuk
lahan-lahan kosong di sekitar rumah kita masing-masing.
Yang jelas, keberadaan tanaman sangat
bermanfaat untuk memperbaiki kualitas udara melalui proses fotosintesis yang
mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2). Tanaman juga dapat
menurunkan suhu udara di sekitar rumah.
Beberapa ahli lingkungan menyebutkan, setiap
satu hektar lahan hijau dapat mengubah 3,7 ton CO2 dari aktivitas manusia,
pabrik, dan kendaraan bermotor menjadi dua ton O2 yang dibutuhkan manusia.
Tanaman yang bandel terhadap polutan adalah
jenis kacang-kacangan atau leguminosae, seperti angsana, trembesi, dan akasia.
Tanaman jenis kacang-kacangan ini dipakai sebagai tanaman pionir pada lahan
yang kurang subur seperti di Surabaya.
Tanah di Surabaya banyak yang kurang subur
karena sudah tercemar oli, minyak, dan mengandung banyak puing. Tanaman pionir
ini berfungsi untuk memperbaiki kesuburan tanah. Jika tanah yang ditanami sudah
subur, tanaman kacang- kacangan bisa diganti dengan jenis tanaman lain yang
diinginkan.
Untuk menurunkan suhu udara di dalam rumah,
posisi menanam penting diperhatikan. Tanaman yang ditanam di sisi barat dan
timur akan mengurangi terpaan langsung sinar matahari ke dinding rumah. Daun
yang rimbun dapat memantulkan, menahan, dan memancarkan energi matahari.
Berikut beberapa alasan mengapa pohon sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
a.
Mengurangi efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh polutan gas CO2
yang lepas ke udara dan terakumulasi di atmosfer. Pohon adalah “pelahap” CO2
yang rakus.
b.
Meningkatkan kualitas air tanah. Pepohonan mengurangi aliran permukaan
(run-off), karena akarnya menyerap air yang jatuh ke tanah. Lebih banyak air
yang terserap ke dalam tanah artinya lebih banyak kesempatan untuk memperbaiki
kualitas dan kuantitas air tanah. Hal ini juga mengurangi tercemarnya air tanah
oleh bahan kimia yang ada di permukaan tanah.
c.
Pepohonan membersihkan udara yang kita hirup. Partikel debu, CO, SO2, dan
polutan-polutan lain akan diserap oleh tanaman sehingga kita bisa menghirup
udara yang lebih baik kualitasnya.
d.
Udara yang kering dan panas bisa diatasi dengan menanam pohon. Pepohonan akan
menambah kelembaban atmosfer dan pada akhirnya bisa mengurangi konsumsi air
(misalnya untuk menyiram tanaman).
e.
Mengurangi erosi tanah khususnya di lahan miring. Ketika hujan turun, akar
pohon akan menyerap air. Jika tak ada yang menyerap, air yang mengalir di permukaan akan membawa serta
lapisan tanah, khususnya lapisan atas tanah yang subur.
f.
Jika diperhitungkan secara keseluruhan, pepohonan yang tumbuh di suatu kota
bisa “mendinginkan” kota tersebut. Kota adalah pulau panas (heat island) yang
suhunya 5—9 derajat lebih tinggi dari daerah suburban. Dan setiap tahun, kota
cenderung melakukan ekspansi ke daerah suburban. Dengan demikian pulau panas
yang tercipta lama kelamaan makin besar. Pepohonan khususnya yang bertajuk
besar mampu mendinginkan kota melalui bayangan tajuknya dan proses
evapotransipasi yang melepaskan uap air ke udara.
g.
Pepohonan yang ditanam di dekat badan air mencegah pendangkalan dan penyempitan
badan air.
h.
Kondisi perkotaan yang kumuh dan gersang bisa diperbaiki dengan menanam
pepohonan dan membuat taman kota.
i. Mengurangi stress. Setelah lelah bekerja
seharian, tentunya sangat nyaman jika sesampainya di rumah kita disambut oleh
hijaunya taman yang asri.
j.
Kondisi bumi yang makin panas, rupanya juga berpengaruh pada temperamen orang
yang semakin keras dan brutal. Hal ini utamanya terjadi di daerah perkotaan yang
memang lebih sedikit memiliki area berpohon. Pepohonan bisa menyediakan
lingkungan yang lebih sejuk, nyaman dan rileks. Kondisi ini secara psikologis
akan membantu “mendinginkan” temperamen manusia
perkotaan.
k.
Penanaman pohon dan semak-semak akan secara signifikan mengurangi polusi suara,
khususnya untuk rumah-rumah yang terletak di tepi jalan raya yang sibuk.
l.
Pepohonan juga berpotensi menghasilkan angin sepoi-sepoi dari gesekan dedaunan
yang memberikan efek nyaman bagi penghuni rumah.
m.
Bayangan tajuk pohon bisa mengurangi efek silau dari jalan dan lapangan parkir
plus membuatnya lebih sejuk.
n.
Serasah daun pohon yang berguguran ketika melapuk dan membusuk akan membentuk
lapisan humus yang menyuburkan tanah dan meningkatkan kualitas media tanam bagi
tanaman lainnya.
o.
Anda sedang ingin membentuk badan? Aktivitas merawat pohon (memupuk, memangkas,
menggemburkan tanah, dan menyapu daun-daun keringnya) bisa menjadi olahraga
ringan yang membantu menyehatkan dan membentuk tubuh.
p.
Dengan menanam pohon, berarti Anda mewariskan sesuatu yang berarti bagi anak
cucu Anda.
(Luddy Eko Pramono,
Buku Cintai Tanahmu : Kasihi Airmu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar