Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita
lakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global ini. Ada banyak punya tulisan
para ahli lingkungan hidup yang memberikan solusi yang bisa diterapkan umat
manusia untuk kembali menjalin persahabatan yang erat dengan alam.
Namun
kuncinya bukan terletak pada bagaimana caranya, tapi tentang bagaimana kemauan
kita mengubah pola hidup kita dan kebiasaan-kebiasaan kita yang dulunya justru
merugikan alam semesta.
Jika kita tak
mau berubah maka sia-sialah semua yang diucapkan. Hanya sebatas jargon-jargon
atau seruan tanpa makna. Posisi alam akan tetap termarjinalkan alias
terpinggirkan. Ia tetap menjadi obyek dan bukan subyek.
Jadi kata
kuncinya adalah : BERUBAH. Kita bisa mulai langkah perubahan itu dari hal-hal
kecil yang bisa kita lakukan sehari-hari. Tetapi jika semua umat di dunia
melakukan hal-hal kecil itu maka efeknya akan menggunung. Dan kerusakan alam
ini sedikit demi sedikit akan diperbaiki.
Inilah
perubahan-perubahan kecil yang bisa kita lakukan :
1. Say No To Plastic
Adalah plastik, suatu material yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, baik untuk alat pengemas, perabotan rumah tangga dan
kantoran, hingga mainan anak-anak.
Jika kita lihat dari kegunaannya (misalnya sebagai alat
pengemas barang belanjaan), tentu kantong plastik tersebut sangat bermanfaat.
Selain memudahkan kita membawa barang belanjaan, karakteristiknya yang ringan
dan kedap air pun membuat kita nyaman. Dan yang pasti, tempat belanja yang kita
kunjungi hampir selalu memberikan plastik tersebut secara cuma-cuma.
Barang lain yang terbuat dari bahan plastik dan sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah botol kemasan air mineral. Coba kita
hitung, berapa kali kita membeli minuman yang dikemas dalam botol plastik tiap
minggunya? Belum lagi kegiatan-kegiatan di sekolah, kampus atau di lingkungan
pemukiman kita yang selalu menyertakan minuman dalam kemasan sebagai bagian
dari konsumsi.
The Body Shop menghitung di Indonesia hingga akhir 2003,
penggunaan bahan plastik diperkirakan mencapai 2 juta ton. Adapun potensi
limbahnya sekitar 80 persen atau 1,6 juta ton.
Tahu nggak berapa waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi
sebuah botol plastik? Teknologi yang ada saat ini sudah begitu canggih,
termasuk teknologi pembuatan botol plastik di pabrik-pabrik.
Saking canggihnya, mungkin hanya butuh hitungan jam saja
untuk memproduksi ribuan botol plastik yang dipakai sebagai alat kemasan
berbagai produk barang. Misalnya minuman, kecap, saos, sambal dan bermacam
komoditas lainnya.
Tapi tahu nggak berapa waktu yang dibutuhkan bumi untuk
menghancurkan produk-produk plastik itu. Plastik memerlukan waktu hingga 500
tahun untuk dapat terurai kembali? Dan ternyata, untuk membuat kemasan air
minum berkapasitas 1 liter diperlukan 6 liter air! Lima liter air tersebut
digunakan untuk mendinginkan kemasan botol selama dalam proses produksinya.
Jadi jika kita semua kerap menggunakan produk plastik dan
kemudian dibuang begitu saja ke tong sampah, maka bumi kita akan menjadi
kuburan ‘jenazah’ plastik abadi.
Ketika coba
dihancurkan dengan cara dibakar, maka jasad-jasad plastik itu akan berubah
wujud menjadi asap berbahaya yang mengotori udara kita, merusak lapisan ozon
dan meracuni tubuh kita akibat partikel-partikelnya yang masuk melalui jaringan
pernafasan kita.
Jika kalian tak ingin plastik-plastik yang kita pakai bakal
menjadi hantu yang menakutkan bagi bagi kehidupan manusia di masa mendatang,
cobalah untuk mengurangi penggunaan alat-alat berbahan plastik untuk sekali
pakai.
Untuk tempat bekal minum misalnya, kamu bisa pakai botol
minuman yang bisa diisi ulang ketimbang tiap hari membeli air minum dalam
kemasan. Selain ramah lingkungan, pasti juga lebih hemat khan.
Pun demikian dengan penggunaan tas plastik. Jika kamu
berbelanja ke mini market, toko kelontong dekat rumah sebaiknya nggak usah
minta tas plastik. Kantongi saja atau masukkan ke dalam tas, barang-barang yang
kamu beli tadi.
Atau kalau kamu membeli barang dalam jumlah besar, setidaknya
kamu bisa siapkan tas plastik lama dari rumah. Memang cara ini tak lazim. Kamu
pasti akan jadi obyek perhatian orang lain ketika melakukan hal itu, tapi
inilah pengorbanan yang harus dilakukan demi kelestarian lingkungan kita.
Syukur-syukur jika nantinya ada orang lain yang menanyakan
alasanmu melakukan itu lalu akan tumbuh kesadaran dari dirinya sendiri yang
berikutnya justru akan meniru caramu. Wah pasti asyik dong. Dengan begitu kamu
layak mendapat gelar pelopor keselamatan lingkungan.
2. Sampahnya Dipilah Ya
Setiap orang pasti meng-hasilkan sampah. Nah sebagai pelopor
keselamatan lingku-ngan kamu harus mampu menjadi contoh dan teladan bagi
orang-orang disekitarmu dalam hal ini.
Caranya, kamu meski bisa mengurangi volume sampah-mu.
Misalnya dengan mengha-biskan makanan yang ada di piringmu. Ambil porsi makan
secukupnya, jangan berlebi-han. Kalau kamu punya banyak pilihan menu, maka
ambillah yang kamu suka saja sehingga tak perlu ada sampah di piringmu.
Dengan begitu setidaknya kamu telah menghargai para petani
yang telah bersusah payah menyediakan bahan pangan itu untukmu. Dan kamu juga
menghargai jerih payah orang tuamu yang telah bekerja keras untuk bisa memenuhi
kebutuhanmu termasuk makanan.
Kurangi juga penggunaan bahan-bahan atau alat yang berpotensi
menjadi sampah. Contoh gampangnya ya minuman dalam kemasan tadi. Atau
produk-produk lainnya.
Tapi bagaimanapun pasti tetap akan ada sampah. Jangan salah,
biarpun telah menjadi sampah, namun sebenarnya masih bisa diolah kembali.
Kuncinya di konsep 3R yang akan kita pelajari dalam bab berikutnya.
Namun sebelum melakukan konsep 3R tadi, kita harus lebih dulu
memilah sampah kita sendiri yang kemudian berlanjut ke sampah di rumah atau
sekolah.
Siapkan tempat yang berbeda untuk menampung sampah organik
dan sampah non organik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup seperti sisa makanan, rumput, daun-daun dan sebagainya. Sedangkan sampah
non organik adalah sampah plastik, kaca, kertas, besi dan sebagainya.
Dengan adanya
pemilahan seperti ini maka akan lebih mudah mengelola sampah tersebut. Yang
organik bisa diolah menjadi kompos, sedangkan yang an organik bisa didaur ulang
atau dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan.
Kalau sudah begitu, maka tak akan ada sampah. Karena
barang-barang bekas yang terbuang justru bisa jadi barang berharga yang mungkin
bisa saja dijual dan menjadi sumber pendapatan. Mau nggak?
3. Bersepeda, Kenapa Nggak
Mungkin sekarang ini kamu mesti diantar mama, papa, saudara
atau sopir ke sekolah. Memang enak sih, nggak capek. Apalagi kalau naik mobil
pribadi, pasti lebih aman, nyaman dan lancar.
Tapi tahukah kamu bahwa yang kamu lakuin sekarang ini sama
saja dengan merusak lingkungan. Soalnya asap yang dihembuskan lewat knalpot
kendaraannya telah mengotori udara di sekitar kita.
Asap kendaraan bermotor yang mengandung Karbon Dioksida dan
Metana yang menimbulkan efek rumah kaca. Belum lagi konsumsi bahan bakar juga
telah membuat cadangan minyak kita semakin habis.
Kalau kebiasaan seperti itu nggak diubah, wah...bisa-bisa
bumi kita makin rusak dan anak cucu kita nggak akan kebagian sumber energi mineral itu. Dan kita akan disalahkan
karena boros bahan bakar.
Makanya lebih baik mulai sekarang kita ubah pola penggunaan
energi tersebut. Misalnya dengan menggunakan kendaraan energi dengkul seperti
sepeda jika lokasi sekolah atau tempat kerja kita relatif dekat dengan rumah.
Selain menghemat energi dan bebas polusi, bersepeda juga akan
membuat badan kita sehat. Jauh deh yang namanya kegemukan, asam urat, kencing
manis, penyakit jantung, sesak nafas atau asma. Justru badan kita akan semakin
bugar dan bentuk tubuh kita akan makin oke.
Tapi kalau sekolah kita jauh, bisa dong kita bareng-bareng
dengan temen naik mobil antar jemput, kendaraan angkutan umum atau saling
memberikan tebengan.
Kalau ini dijalankan pasti jumlah kendaraan yang beroperasi
di jalanan akan semakin berkurang. Ujung-ujungnya tingkat kemacetan lalu lintas
bisa kita kurangi. Dan yang terpenting kualitas udara kita juga makin sehat.
4. Yang Rutin Dong Servis Kendaraan Bermotornya
Kamu pasti nggak mau sepeda motor atau mobilmu ngadat
gara-gara jarang diservis. Selain merepotkan juga pasti akan membuat kantong
kita bolong karena biaya perbaikan jauh lebih besar ketimbang perawatan rutin.
Dan faktanya, kendaraan yang tidak terawat justru lebih boros
penggunaan bahan bakar ketimbang yang kondisinya oke. Jadi dengan melakukan
perawatan rutin kamu telah ikut menghemat eksploitasi minyak bumi.
Soalnya alam membutuhkan waktu jutaan tahun untuk
menghasilkan salah satu bentuk sumber daya mineral itu. Sementara kita hanya
butuh beberapa jam atau hari saja untuk menghabiskannya.
Karena itu merawat kendaraan bermotor juga harus diimbangi
dengan perilaku yang hemat energi. Kurangilah pemakaian kendaraan bermotor itu
sebisa mungkin dan menggantinya dengan pemakaian sepada atau jalan kaki seperti
yang disampaikan sebelumnya.
Disisi lain, kendaraan yang tak terawat juga
menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih berbahaya dan beracun. Kamu pasti
sering lihat bis-bis atau truk tua yang menyemburkan asap hitam dari lubang
knalpotnya.
Pasti nggak nyaman bagi orang-orang yang ada di belakangnya
dan sudah tentu tak sehat pula bagi lingkungan kita. Kepulan asap hitam itu
punya andil yang relatif besar melubangi lapisan ozon kita.
Meski pun itu bukan satu-satunya penyebab kerusakan
lingkungan, tapi kalau itu bisa kita lakukan setidaknya kita telah sukses
mengatasi satu masalah yang ada.
5. Bukalah Jendela Rumahmu
Suer, memang paling nyaman berada dalam ruangan yang ber-AC.
Panasnya suhu udara di luar jadi nggak ngaruh. Tinggal tutup semua jendela,
nyalakan lampu lalu pencet remote AC dan syur....hawa dinginnya akan langsung
menyebar dan menyegarkan kulit.
Tapi kenyamanan itu bukannya tanpa efek samping lho. Yang
pasti jika terlalu lama berada di dalam ruangan ber-AC maka kulit kamu akan
kering. Ruangan jadi penuh dengan bakteri dan bikin kondisi kesehatanmu rentan
terhadap penyakit.
Memang sih, ekses-ekses ini sudah diantisipasi dengan baik
bahkan telah dimanfaatkan oleh sektor industri untuk menciptakan produk-produk
tertentu.
Misalnya produk kecantikan yang menyediakan lotion anti kulit
kering, atau produsen AC yang gembar-gembor mengklaim produknya mampu membunuh
kuman dan bakteri yang ada di udara ruangan.
Tapi sebenarnya tak ada teknologi apapun yang mampu menyaingi
kekuatan alam. Sinar matahari punya kekuatan yang jauh lebih dasyat membunuh
kuman dan bakteri. Dan lagi terangnya bisa menggantikan sinar lampu.
Disisi lain sirkulasi udara yang keluar masuk melalui jendela
juga lebih sehat bagi tubuh kita serta tak membuat kulit kering. Jadi nggak
perlu lah beli lotion-lotion segala dan lainnya, termasuk hemat biaya listrik.
6. Matikan Yang Nggak Perlu
Tahu nggak, hampir 40 persen emisi karbon yang mengotori
langit kita dihasilkan oleh sektor ketenagalistrikan. Semakin tinggi konsumsi
listrik maka semakin tinggi pula emisi karbon yang dihasilkan dari pembangkit
listrik, karena 60 persen menggunakan bahan bakar fosil.
Sementara pembakaran bahan bakar fosil adalah penyebab utama
terjadinya pemanasan global, yang berdampak pada meningkatnya suhu bumi secara
global.
Karena itu mulai sekarang kita harus lakukan penghematan
listrik. Bukan sekadar untuk mengurangi pengeluaran bulanan semata, tapi untuk
mengatasi masalah kurangnya pasokan listrik yang belum bisa dinikmati seluruh
rakyat Indonesia, serta adanya ancaman pemanasan global.
Data yang ada menyebutkan sekitar 45 persen penduduk
Indonesia belum dapat menikmati listrik sampai saat ini. Karena itu sangatlah
tak pantas kalau kita yang sudah menikmatinya justru berlaku boros tanpa mau
menyadari bahwa listrik adalah komoditas yang terbatas dan selayaknya dapat
dinikmati seluruh Indonesia masyarakat Indonesia.
Permintaan listrik yang kian meningkat dan boros, sementara
kapasitas pembangkit listrik yang ada terbatas mengakibatkan terjadinya
pemadaman bergilir.
Kegiatan edukasi publik tentang pentingnya penggunaan listrik
secara efisien, seperti menghemat listrik dan penggunaan peralatan elektronik
dengan daya kecil (watt) dengan kualitas yang baik perlu terus dilakukan dengan
sasaran berbagai kelompok, termasuk kelompok anak-anak dan anak muda.
Caranya gampang saja. Intinya adalah penggunaan listrik
secara efektif dan seefisien mungkin. Misalnya matikan lampu yang nggak perlu.
Juga jangan tinggalkan laptopmu, AC di kamarmu, TV, Radio, DVD Player dan alat
elektronik lainnya menyala terus tanpa dipergunakan.
7. Kurangi Makan Junk Food
Sebagian diantaran kalian pasti senang nongkrong di restoran
fast food. Selain desain ruangnya yang nyaman untuk makan plus ngobrol, makanan
yang disajikan juga beragam dan relatif enak.
Ada beragam jenis dan nama untuk menu burger. Pun demikian
dengan sajian dari ayam serta berbagai resep berbahan dasar daging sapi yang
kaya rasa dan variasi. Uh asyik dong...
Tapi kamu tahu nggak. Makanan-makanan bergenre cepat saji
seperti itu ternyata juga punya nama lain. Yaitu junk food alias makanan
sampah. Kok ngeri banget ya...
Gini lho ceritanya. Mengkonsumsi terlalu banyak
makanan cepat saji (fast food) bisa bikin badan kamu jadi guendut.
Selain itu jenis makanan ini ternyata juga bisa mengikis kemampuan otak alias
menurunkan kecerdasan.
Dan lagi, memakan terlalu banyak daging-daging hewan,
khususnya yang dihasilkan industri peternakan modern yang dilakukan di
negara-negara Eropa dan Amerika juga menjadi faktor utama penyebab global
warming.
Jadi kalau kalian memang benar-benar cinta pada bumi yang
indah ciptaan Tuhan ini, mestinya mau dong mengurangi makan fast food atau junk
food. Tempe, tahu, jamur atau ikan laut juga enak kok dijadikan lauk.
Kebayang khan enaknya Gurami asam manis, lele goreng, pepes
ikan mas, bandeng bakar, gulai kepiting, siomay udang atau oseng-oseng tahu
tempe. Gizinya juga nggak kalah dibandingkan dengan produk hewani.
Berubahlah! apalah artinya mengganti sepotong beef burger
dengan seekor ikan laut/tawar bila hal ini berhubungan langsung dengan
keselamatan lingkungan hidup kita.
(Luddy Eko Pramono,
Buku Cintai Tanahmu : Kasihi Airmu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar