Nubuatan
Melalui Kehidupan Keluarga
Untuk
menyatakan pengajaranNya, Tuhan menyuruh Hosea menikahi pelacur bernama Gomer.
Dalam pernikahan itu keduanya memiliki tiga orang anak yang diberi nama-nama
simbolis, yaitu Yizreel (Hos 1 : 4), Lo-Ruhama (Hos 1 : 6), dan Lo-Ami (Hos 1 :
9).
Peristiwa
Hosea harus menikahi perempuan sundal dan memiliki anak darinya, ingin
menunjukkan bahwa bangsa Israel dianggap sebagai bangsa keturunan sundal yang
tidak pantas disayangi dan dijadikan bangsa pilihan.
Kehidupan
keluarga Hosea ini sekaligus sebagai perumpamaan dari hubungan ‘perselingkuhan’
yang dilakukan Israel dengan dewa-dewa Baal. Nama anak-anaknya membuat
kehidupan keluarga Hosea seperti nubuat berjalan tentang keruntuhan dinasti
yang berkuasa dan perjanjian yang rusak dengan Allah.
Hal
ini mengisyaratkan kepada Israel sebagai bangsa yang dipilih oleh ikatan
perjanjiannya dengan Tuhan, bahwa mereka sebenarnya pantas mendapat hukuman,
tetapi kasih Tuhan menyelamatkan.
Karya
kasih Tuhan itu cuma-cuma sebagai bentuk kasih karunia dan belas kasihan kepada
umat pilihannya. Hosea ingin menunjukkan bahwa prakarsa penebusan dan
pengampunan itu berasal dari Allah kepada umatnya.
Hosea
seringkali dilihat sebagai ‘nabi yang menubuatkan kehancuran’, namun dibalik
pesan kehancurannya terdapat janji keselamatan bagi Israel (Hosea 14:2-9).
Hosea
sangat menekankan bahwa hanya kasih setia dan belas kasihan Allah yang dapat
mendatangkan anugerah bagi bangsa Israel. Namun, dosa membuat bangsa Israel
mengalami hukuman dari Allah, yaitu hukuman yang bertujuan untuk mendisiplinkan
umat.
Menurut Hosea hal ini terjadi, sebab Israel
tidak sungguh-sungguh mengenal, memahami dan melakukan kehendak Allah. Hosea
pun menekankan bahwa pertobatan merupakan hal yang sukar untuk dilakukan, sebab
seseorang mungkin saja terjebak pada pertobatan formalitas.*Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar