Lou
Xiaoying adalah seorang wanita miskin yang hidup di China. Usianya sudah 71
tahun. Untuk menopang hidupnya, janda ini menjadi pemulung sampah untuk mencari
benda apa saja yang dapat dijualnya.
Pada
suatu pagi, ketika sedang mencari sampah, ia menemukan sebuah kardus yang
berisikan seorang bayi perempuan yang berselimutkan handuk. Buru-buru ia membawa
bayi itu pulang ke rumahnya yang sangat
kecil.
Tidak
lama setelah itu, ia lagi menemukan bayi lainnya, nenek ini tetap saja
membawanya pulang untuk dipelihara. Ia rela bekerja lebih berat dan lebih lama
demi untuk menghidupi bayi-bayi itu. Ia peduli dimana orang lain tidak peduli.
Dapat
dibayangkan betapa berat beban yang dipikulnya sendiri. Masih beruntung, beberapa
anak yang tumbuh sehat dan besar, diadopsi oleh keluarga lebih mampu.
Akhirnya
perjuangan nenek Lou menghidupi bayi-bayi buangan itu tercium media. Wartawan
datang mewawancarai Lou yang telah terbaring lemah di rumah sakit, di usianya
yang ke 88.
Sebelum
menghempus napas terakhirnya, ia masih sempat berkata : “Saya tidak mengerti
mengapa orang-orang tega meninggalkan bayi selemah itu diantara sampah. Mereka adalah
makhluk hidup yang berharga dan seharusnya mendapat kasih sayang dan
cinta. Saya sangat bersyukur dapat
membesarkan mereka. Saya yakin mereka akan menjadi orang yang berguna.”
Berita
itu kemudian menyebar ke seluruh China, bahkan dunia. Kisah ini sungguh
menyadarkan banyak orang bahwa untuk kebaikan hati seseorang tidak dapat
dinilai dengan materi. Seorang pumulung sampah yang kehidupannya sulit bisa
memiliki hati semulia emas.
Inilah
kebesaran hati Tuhan yang kadang tak mampu dirasakan semua orang. Jadilah
manusia yang BERGUNA untuk orang lain tanpa harus menunggu sampai berkelimpahan
harta.
Sumber
: www.inspirasikristen.com
Siapa
memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup
matanya akan sangat dikutuki.(Amsal 28:27)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar