Demi
membantu perkembangan kehidupan rohaninya, seorang pria secara teratur
mengadakan retret pribadi. Ia akan meninggalkan lingkungan hidup hariannya yang
senantiasa gaduh, dan datang ke tempat sunyi untuk berdoa. Disana ia merenungkan
derap langkah masa silamnya serta melihat arah yang harus dijalaninya di masa
datang.
Suatu
saat di malam hari ketika ia sedang berdoa. Di luar gubuk retretnya terdengar
suara yang begitu ramai. Ternyata sekolompok katak sedang bernyanyi ria.
Ia
mencoba menutup telinganya sedemikian agar suara tersebut tak kedengaran. Namun
semakin dia berusaha semakin suara katak tersebut kedengaran semakin kuat. Ia
menjadi semakin terganggu.
Seketika
sebuah mukjizat terjadi. Katak-katak itu diam..., hening...., sepi...!! Mungkin
katak-katak itu dikagetkan oleh suara keras sang bapak tersebut. Dan dalam
ketenangan tersebut sang bapak seakan mendapat sebuah ilham dan bertanya diri.
"Mungkinkah
mereka juga sedang memuji dan memuliakan Tuhan dengan cara mereka sendiri?
Siapa tahu, paduan suara katak ini justru menyenangkan hati Tuhan?"
Ia
kembali membuka jendela kamarnya memperhatikan pemandangan gelap di luar gubuk
retret tersebut dan berseru; "Wahai katak sahabatku. Bernyanyilah. Pujilah
Tuhan dengan suaramu yang merdu!" Tak berapa lama kedengaran lagi paduan
suara katak yang merdu.
Dan
aneh!! Saat ini ia tidak merasa terganggu oleh dendang riang sang katak, bahkan
ia merasa bahwa paduan suara tersebut justru menambah syahdunya malam yang
hening dan kudus itu.
-------------------
Perubahan
batinku akan menjadikan aku bersahabat dengan dunia sekitarku. Bukan ketenangan
fisik yang menjadi prasyarat sebuah doa, tetapi ketenangan batinlah yang
dibutuhkan.
"Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar
akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian." (Yoh 4: 23).
Dikutip dari warta jemaat Gereja Bethany Indonesia House
of Glory Sidoarjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar