SEORANG
pemain akrobat berdiri di sebilah balok yang berada diantara dua tiang besi yang
tinggi. Kemudian ia pun berjalan hilir mudir sembari sesekali melakukan gerakan
yang sangat berbahaya hingga membuat orang-orang yang menontonnya menahan
nafas.
Sebelum
mengakhiri pertunjukannya, sang akrobat mengajukan tantangan pada penonton,
mungkin ada diantara mereka yang mau dipikulnya sembari berjalan di atas balok
tadi.
Tak
satupun diantara penonton yang menerima tantangan tersebut. Mereka khawatir
akan terjadi kefatalan yang membuat mereka terjatuh. Dan bila kekhawatiran itu sungguh
terjadi maka nyawa mereja akan berakhir di dasar tiang besi.
Tiba-tiba
seorang anak kecil dengan amat berani menaiki tiang tersebut dan merelakan diri
untuk dipikul sang akrobat melewati balok besi tersebut. Ketika ia berada di
atas pundak sang akrobat, nafas para penonton kian tercekat.
Dan
semuanya berakhir baik, keduanya selamat dan penonton pun riuh bertepuk tangan
kala sang akrobat dan anak tadi turun dari atas tiang. Begitu sampai di bawah,
seseorang bertanya pada anak tadi, “koq kamu berani?”
Dengan
penuh rasa bangga, anak tadi memeluk sang pemain akrobat dan berkata, ”Karena
ini bapakku. Aku yakin bapak pasti bisa melakukannya. Jadi buat apa aku harus
takut.”
Kita
juga punya Bapa yang hebat, bahkan teramat hebat. Kitapun sudah mengetahui
kedahsyatan kuasaNya. IA-lah sang Maha dari segala apapun sehingga tak ada
alasan kita untuk khawatir saat kita berada dalam pelukanNya.
Namun
benarkah kita bisa seperti anak kecil tadi saat kita sendiri yang berhadapan
dengan mara bahaya yang paling mengerikan?
"Sekalipun
aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau
besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Maz 23;
4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar