Ada enam ciri
utama yang menandai kitab ini, yakni:
(1) Kitab ini
mencatat aneka peristiwa dari sejarah Israel yang bergolak di antara penaklukan
Palestina dan permulaan zaman kerajaan.
(2) Kitab ini
menggarisbawahi tiga kebenaran yang sederhana namun mendalam:
(a) menjadi umat Allah berarti bahwa Allah
harus menjadi Raja dan Tuhan umat-Nya;
(b) dosa selalu menghancurkan umat Allah;
dan
(c) ketika umat Allah merendahkan diri
mereka, berdoa, dan berbalik dari cara hidup mereka yang jahat, Dia akan
mendengar dari sorga dan memulihkan negeri mereka (bd. 2Taw 7:14).
(3) Kitab ini
menekankan bahwa setiap kali Israel kehilangan identitas sebagai umat
perjanjian di bawah pemerintahan Allah, mereka berulang-ulang terjerumus ke
dalam lingkaran kekacauan rohani, moral, dan sosial dengan akibat "setiap
orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" ; bd. Hak 17:6).
(4) Kitab ini
menyatakan beberapa pola yang berulang kali terjadi dalam ejarah umat Allah di
bawah kedua perjanjian:
(a) jika umat Allah tidak mempersembahkan
seluruh hati mereka kepada-Nya dalam kasih yang taat dan kewaspadaan rohani
yang tekun, hati mereka menjadi keras dan tidak peka terhadap Allah, mengarah
kepada kemunduran dan akhirnya kemurtadan;
(b) Allah panjang sabar dan manakala
umat-Nya berseru dalam pertobatan, Ia bermurah hati untuk memulihkan mereka
dengan membangkitkan orang-orang yang diurapi dan dikuasai Roh Kudus untuk
membebaskan mereka dari hukuman dosa yang menindas; dan
(c) para pemimpin yang diurapi yang dipakai
Allah untuk membebaskan umat-Nya sering kali menjadi rusak sendiri karena
kekurangan yang mendasar dalam kerendahan hati, watak, atau kebenaran.
(5) Keenam siklus
utama dalam kitab ini yang meliputi kemurtadan, penindasan, penderitaan, dan
pembebasan semua bermula dengan cara yang sama; "orang Israel melakukan
apa yang jahat di mata Tuhan" (mis. Hak 2:11; Hak 3:7).
(6) Kitab ini
menyatakan bahwa Allah memakai bangsa-bangsa asing yang lebih jahat daripada
umat-Nya sendiri untuk menghukum umat-Nya itu karena dosa-dosa mereka dan
menuntun mereka kepada pertobatan dan
kebangunan rohani. Hanya campur tangan Allah inilah yang melindungi
bangsa Israel sehingga tidak ditelan seluruhnya oleh penyembahan berhala di
sekitar mereka.
Penggenapan Dalam
Perjanjian Baru
Kitab Hakim-Hakim
menyatakan suatu prinsip ilahi yang abadi: ketika Allah memakai orang dengan
luar biasa dalam pelayanan-Nya, Roh Tuhan turun ke atasnya (Hak 3:10; bd. Hak
6:34; Hak 11:29; Hak 14:6,19; Hak 15:14). Pada permulaan pelayanan Yesus, Roh
Kudus turun keatas-Nya ketika Ia dibaptis (Mat 3:16; Luk 3:21-22).
Sebelum naik kepada
Bapa, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya
untuk menantikan karunia yang dijanjikan Bapa -- yaitu, Roh Kudus (Kis 1:4-5);
alasan yang diberikan-Nya ialah bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh
Kudus turun atas mereka (Kis 1:8; bd. Hak 4:33).
Di bawah kedua
perjanjian, cara Allah untuk mengalahkan musuh dan memajukan kerajaan-Nya ialah
dengan memakai daya, kekuatan, dan kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui
bejana-bejana manusiawi yang berserah dan taat kepada-Nya.*Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar