Paulus
adalah tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan yang
bersumberkan dari pengajaran Yesus Kristus.
Ia
lahir di kota Tarsus tanah Kilikia (sekarang di Turki) diperkirakan pada tahun
ke-3 abad 1. Ia dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah
pimpinan Gamaliel.
Dalam
surat-suratnya di Perjanjian Baru, ia memperkenalkan diri sebagai seorang
Yahudi dari suku Benyamin yang berkebudayaan Yunani (helenis) namun tercatat
sebagai warga negara Romawi.
Pada
masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras
dalam agama Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu ia
masih bernama Saulus).
Paulus
sendiri menggambarkan tindakannya yang melawan Kekristenan ini dengan berkata:
“Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak
orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam
kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah
ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan
dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota- kota
asing.” (Kisah Para Rasul 26:10,11).
Pertobatan
Paulus diperkirakan terjadi antara tahun 33-36 dengan bukti kuat untuk tahun 34
dengan mengacu pada salah satu suratnya. Menurut Kisah Para Rasul,
pertobatannya (atau metanoia) terjadi di jalan menuju Damaskus di mana ia
mengalami "pertemuan" dengan Yesus, yang kemudian menyebabkan ia
menjadi buta untuk sementara (Kisah Para Rasul 9:1-31, 22:1-22, 26:9-24).
Surat-surat
Paulus merupakan alat komunikasi antara dirinya dengan komunitas-komunitas
Kristen perdana, tetapi juga penting karena berisi uraian teologisnya. Ada 13
surat dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan Paulus sebagai penulisnya. Namun,
saat ini sejumlah para ahli Perjanjian Baru berdebat menentukan mana surat yang
ditulis sendiri oleh Paulus (surat-surat Pauline) dan mana surat yang
mengatasnamakan dirinya sebagai penulis (surat-surat Deutero-Pauline).
Dalam
pelayanannya, Paulus menginjil mulai dari Yerusalem, Asia kecil, Yunani hingga
ke Romawi. Ia lebih memfokuskan sasaran penginjilannya pada orang-orang non
Yahudi.
Dalam
aktifitasnya tersebut, ia harus berkali-kali ditangkap dan ditahan.
Diperkirakan Paulus menghabiskan waktu 5,5 sampai 6 tahun sebagai orang tahanan
di dalam penjara.
Alkitab
tidak mengatakan bagaimana dan kapan Paulus meninggal. Namun menurut tradisi
Kristen, Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahan Nero pada sekitar 64 M
di Tre Fontane Abbey.
Kewarganegaraan
Romawi yang dimilikinya membuat Paulus menjalani hukuman mati yang lebih cepat
yaitu dengan pemenggalan.*
Dikutip
dari Warta Jemaat Gereja Bethany House of Glory Sidoarjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar