Geliat Para Pembangkang
Oleh
: Jaludieko Pramono
Coenraad
Lourens Coolen bergeming. Tuan tanah, pemimpin rakyat sekaligus pasamuwan
Kristen Jawa di Ngoro itu tak mau mengubah keputusannya, meski koleganya di
Surabaya, Johannes Emde telah memohonkan pengampunan.
Hatinya
terlanjur sakit. Pemimpin umat yang dipanggil Kiai Kolem itu merasa dikhianati.
Karena itu ia tetap tak mau menerima kembali jemaatnya yang dianggap
membangkang perintahnya, yakni menerima sakramen pembaptisan di GPI Surabaya.
Dalam
pengajarannya, Coolen memang tidak memperbolehkan jemaatnya dibaptis.
Alasannya, ia khawatir, usai dibaptis dan mendapatkan nama baptis, orang-orang
Kristen Jawa itu akan menjadi sombong, bertingkah laku dan berbusana seperti layaknya
orang Eropa dan meninggalkan akar budayanya.