Selasa, 04 Maret 2025

Sejarah Kekristenan Warga Tionghoa di Jawa (Bagian 9) - Gerakan Pietisme yang Giatkan Penginjilan di Tanah Jajahan

Disarikan kembali oleh Luddy Eko Pramono

Melalui pertemuan komunitas seperti ini, benih iman kekristenan ditaburkan pada warga Tionghoa di Jawa.(foto by: www.mirror.co.uk)


Selepas masa pendudukan Inggris di Indonesia yang berakhir pada 1816, Eropa dilanda sebuah gerakan yang bernama Pietisme, yakni gairah penginjilan pada suku-suku di wilayah koloni Eropa.

Dari awal abad ke 18 yang kemudian kian membara di abad ke-19, kaum Pietis ini menyadari bahwa pekabaran injil pada bangsa yang belum mengenal Kristus adalah tugas gereja yang sangat penting.

Maka berdirilah berbagai lembaga zending untuk membawa orang-orang kepada Yesus Kristus, termasuk bagi warga etnis Tionghoa. Pekabaran injil kepada orang-orang Tionghoa pada masa kolonial Belanda memang dapat dikatakan terlambat. Badan zending Belanda lebih memprioritaskan suku-suku setempat. 

Baru pada 26 Maret 1929 didirikan Badan Misi 'Chinese Foreign Mission Union' oleh R.A. Jaffray, Lelnd Wang, Tzau Liu Thang an Hwang Yen Tsu di Guanxi Tiongkok. Badan misi ini khusus melayani orang-orang Tionghoa di Asia Tenggara, termasuk wilayah Hindia Belanda.

Namun sebelumnya, di akhir abad ke 19 sudah ada tiga kelompok misi Eropa yang melakukan upaya penginjilan terhadap masyarakat Tionghoa yang berdomisili di wilayah Hindia Belanda. 

Mereka adalah The Methodist Episcopal Church (MEC), Nederlandshe Zendings Vereeniging (NZV) dan Nederlandshe Zendings Genostshap (NZG) yang mengirimkan para misionarisnya ke tanah Jawa.

Dari para misionaris itu ada beberapa orang Tionghoa yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Diantaranya Gan Kwee, Ang Boen Swie di Indramayu, Khouw Tek San di Purbalingga, Gouw Kho di Batavia,  Thung Goan Hok di Bandung, Yoe Ong Pauw di Cirebon, Oei Soei Tiong di Surabaya pada 1898.

Dan selanjutnya tumbuh dan komunitas Kristen etnis berkulit oriental tersebut justru terjadi atas kiprah para pekabar Injil Tionghoa sendiri. Meskipun para perintis jemaat ini dibaptiskan oleh para pendeta Belanda, namun mereka yang bergiat melakukan pekabaran injil baik melalui penginjilan keliling maupun pertemuan di rumah-rumah. 

Penasehat Nederlandse Zending Vereeniging (NZV), Hendrik Kramer mengatakan gerakan penginjilan yang dilakukan orang-orang Tionghoa telah menjadi penyelamat bagi pekerjaan NZV di Jawa Barat yang nyaris putus asa.(*/bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar