Minggu, 09 Februari 2025

Sejarah Kekristenan Warga Tionghoa di Jawa (Bagian 6) - Jejak Gan Kwee di Sepanjang Pulau Jawa

Disarikan kembali oleh Luddy Eko Pramono



Kawasan pemukiman dan usaha warga Tionghoa di salah satu sudut kota Cirebon pada masa kolonial Belanda. (Foto by:timesindonesia.co.id)


Pada tahun 1862 Gan Kwee singgah ke Banyumas dan Purbalingga. Disana ia bertemu Khouw Tek San.  Pedagang hasil bumi itu diinjilinya hingga memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Bahkan Khouw Tek San juga mengijinkan rumahnya dijadikan pos pengabaran Injil. 


Langkah awal Gan Kwee itupun dilanjutkan guru Injil bernama Leonard di awal 1865. Hingga pada 5 Mei 1866, Khouw Tek San bersama 9 orang Jawa  yang telah belajar tentang keimanan Kristen dibaptis oleh seorang pekabar Injil bernama Ds. A. Vermeer di Purbalingga.


Sejak saat itu pekabaran Injil bagi warga Tionghoa dan Jawa di Purbalingga makin digiatkan oleh Khouw Tek San dan Leonard. Pada 1867 jumlah jiwa yang sudah dibaptis mencapai 68 jiwa. 


Salah seorang misionaris dari Nederlandsche Zendings Vereeniging (NZV), Pdt. A. Djikstra menceritakan buah pekerjaan Gan Kwee di Cirebon. Disana penginjil Tionghoa tersebut menobatkan Yoe Ong Pauw, seorang letnan Tionghoa di kota itu.


Jabatan terhormat dan strategis yang diberikan pemerintah Hindia Belanda sebagai pemimpin masyarakat Tionghoa di kota itu, membuat jalan pertobatan Yoe Ong Pauw jadi penuh tantangan. 


Sebagai seorang Luitenant der Chinezent, Yoe Ong Pauw tidak hanya berperan dalam lingkup sosial kemasyarakatan namun juga keagamaan. Pasalnya Kelenteng di kota itu biasanya didirikan oleh para Letnan Tionghoa tersebut.


Menjadi Kristen membuat posisi Yoe Ong Pauw terancam. Setelah dibaptis oleh A. Djikstra, ia harus siap kehilangan jabatannya yang prestisius itu sewaktu-waktu. Meski begitu ia tetap teguh dalam imannya.


Yoe Ong Pauw bahkan membuka rumahnya untuk menjadi tempat pengajaran dan pekabaran Injil. Usahanya itu membawa hasil yang menggembirakan karena banyak mendapatkan perhatian serta kunjungan dari orang-orang Tionghoa yang akhirnya memberi diri dibaptis hingga terbentuklah jemaat Tionghoa di Cirebon.


Melalui Gan Kwee jaringan pertama terbentuk di beberapa kota penting di Jawa. Diantaranya ke Purworejo, Purbalingga, Cirebon, Sukabumi, Tegal, Semarang, Ambarawa, Salatiga, Surakarta, Magelang, lalu Surabaya, Pasuruan dan Probolinggo di Jawa Timur.


Setelah memberitakan Injil dari ujung barat ke ujung timur pulau Jawa Gan Kwee kembali ke Batavia pada 1899. Ia menumpang di rumah keluarga Gouw Ko sampai meninggal dunia tanggal 22 Juni 1901.(*/bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar